"Tingkat kepuasan pemilih muslim terhadap kinerja Joko Widodo cukup tinggi, 78,2%, pada skala 1-100. Jokowi dianggap sebagai tokoh yang paling mampu meningkatkan ekonomi Indonesia, meskipun saat ini kinerja bidang ekonomi mendapat penilaian rendah," kata peneliti Puspek FISIP Unair, Novri Susan, di Paradigma Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018).
Novri juga membeberkan kekurangan Jokowi. Jokowi dipandang masih lemah dalam bidang ekonomi, terutama dalam hal penuntasan kemiskinan, peningkatan lapangan kerja, tingginya kesenjangan, dan stabilitas harga pokok. Dalam survei itu, adanya sosok cawapres yang bagus menjadi penentu menangnya Jokowi di Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilih muslim menilai kinerja paling rendah pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla ada pada bidang ekonomi, namun secara umun kepuasan publik cukup tinggi mencapai 78,2 persen," imbuhnya.
Melihat citra kandidat capres saat ini, survei tersebut menilai Jokowi sebagai tokoh yang mampu meningkatkan ekonomi. Sedangkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dianggap sebagai representasi tokoh Islam. Adapun Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dilihat sebagai tokoh yang mampu menjalin stabilitas keamanan.
Jika hasil survei ini masih berlaku hingga 6 bulan ke depan, dikatakan Novri, tidak tertutup kemungkinan akan ada 2-3 poros di Pilpres 2019. Dalam poros itu, akan ada tokoh-tokoh dengan latar belakang ekonomi dan keislaman.
Keislaman yang dimaksud ialah tokoh yang paling populer di kalangan pemilih muslim dari survei itu. Tokoh yang populer itu adalah Jokowi, Prabowo, Jusuf Kalla, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Poros tergantung situasi yang terbentuk karena banyak perubahan-perubahan. Yang harus dicatat ada pergeseran ekspektasi masyarakat tentang figur keislaman. Kemungkinan 2 atau 3 poros prediksi di awal. Saya pikir 2019 itu kalau survei ini masih konsisten 6 bulan ke depan ada isu keislaman dengan ekonomi," kata Novri. (idh/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini