"Pak Prabowo harus mencalonkan diri sebagai capres 2019 untuk memperbaiki nasib dan kondisi bangsa. Mari kita lupakan opsi Pak Prabowo sebagai cawapres Pak Jokowi," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (23/5/2018).
Baca juga: Prabowo Dekati Jokowi Setelah Deklarasi? |
Menurut Andre, kondisi bangsa saat ini mendesak hadirnya pemimpin nasional baru. Sejumlah alasannya, menurutnya, antara lain terpuruknya ekonomi dan serbuan tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana saat ini kondisi masyarakat sangat sulit. Beratnya kondisi ekonomi, tingginya pengangguran, tingginya harga kebutuhan bahan pokok, dan serbuan TKA dari Tiongkok semakin membuat masalah bangsa ini semakin berat," imbuh dia.
Indo Barometer, pada Selasa (22/5), merilis hasil survei terhadap elektabilitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019.
Hasilnya, dari berbagai simulasi capres-cawapres yang dilakukan Indo Barometer, pasangan Jokowi-Prabowo selalu mendapatkan angka paling tinggi. Keduanya memperoleh suara di atas 50 persen dibanding Jokowi dan Prabowo disandingkan dengan cawapres lain.
Survei dilakukan pada 15-22 April 2018 di 34 provinsi terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Margin of error survei +- 2,83%, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (tsa/gbr)