"Dari kejadian yang ada Surabaya, Sidoarjo, saya ingin update dulu, jumlah korban secara umum, khususnya di Surabaya dan Sidoarjo, jumlah korban 21 orang. (Terdiri dari) 9 pelaku dan 12 masyarakat," ujar Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dalam konferensi pers di Surabaya, Senin (14/5/2018).
Dia mengatakan 9 orang pelaku yang tewas itu belum termasuk peristiwa ledakan di Polrestabes Surabaya yang terjadi pada pagi hari tadi. Sehingga jika ditotal, ada 13 pelaku yang tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, terkait pelaku pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo, Mahcfud mengatakan semuanya satu keluarga. "Perlu saya sampaikan, kejadian (pengeboman) yang di Sidoarjo dan Surabaya semuanya satu keluarga," jelas Machfud.
Pengeboman pertama terjadi pada Minggu (13/5) pukul 07.13 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya. Menyusul kemudian ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno serta Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Tiga lokasi itu berada di Surabaya.
Pada malam harinya, sekitar pukul 21.20 WIB, ledakan bom lain terjadi di sebuah rusunawa di kawasan Wonocolo, Sidoarjo. Dalam peristiwa itu, 3 terduga pelaku teror tewas, yaitu Anton (47) beserta istrinya, Puspita Sari (47), dan anak pertamanya, LAR (17).
Kemudian, pada Senin (14/5) pukul 08.50 WIB, bom kembali meledak di depan Polrestabes Surabaya. Polisi memastikan 4 pelaku pengeboman Mapolrestabes Surabaya tewas. Pelaku mendatangi Mapolrestabes dengan mengendarai 2 sepeda motor.
Baca juga: 4 Pengebom Polrestabes Surabaya Tewas |
"Tetapi identitas masih kita lakukan identifikasi mencocokkan semua data-data itu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Senin (14/5).
(nkn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini