Pernyataan tersebut disampaikan Lukman di sela-sela Rakernas Kementerian Agama (Kemenag) dengan tema 'Melayani dengan Ikhlas, Wujudkan Integritas' di hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).
"Karena tahun politik itu biasanya potensi konflik terbuka lebih besar karena berbagai aspirasi itu dikontestasikan di ruang-ruang publik secara terbuka, boleh jadi agama bisa menjadi salah satu faktor yang ikut terkait dengan potensi konflik itu," kata Lukman kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lukman juga mengingatkan jajarannya untuk menjaga netralitas dan bekerja sesuai dengan program kerja yang telah diberikan. Menurutnya, Kemenag memiliki tanggung jawab yang besar kepada masyarakat untuk menciptakan perdamaian.
"Bagaimana kita semua mampu mengawal sehingga agama bisa terjaga dan terpelihara dengan baik, tidak justru menjadi faktor yang memicu lahirnya konflik," ujarnya.
"Sebaliknya agama harus mampu meredam, mewujudkan kedamaian. Itulah kenapa tagline kita tahun ini sebarkan kedamaian, karena pesan agama adalah hakekatnya sama, bagaimana kedamaian itu tercipta di sekitar kita," sambungnya.
Lukman menegaskan, aparatur sipil negara (ASN) harus tetap menjaga netralitas karena perintah dari undang-undang (UU). Dia mengingatkan kembali agar ASN dari Kemenag tidak terpengaruh, apalagi terlibat dalam politik praktis.
"Sebagai alat untuk oleh sebagaian kalangan tertentu yang ingin memanfaatkan isu agama hanya untuk kepentingan politik praktisnya saja, jadi agama harus betul-betul dibawakan kepada esensi dan substansi sesungguhnya bagaimana menciptakan kedamaian," tegasnya. (fiq/hri)