Surat berkop Dewan Perwakilan Rakyat dan ditempeli meterai yang dikirimkan Novanto melalui sang istri, Deisti Astriani Tagor, itu berisi surat pengunduran dirinya dari jabatan Ketua DPR. Dalam surat itu juga dia menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya.
Pada Senin, 11 Desember 2017, kemarin, Fraksi Partai Golkar melampirkan pernyataan Novanto itu dalam suratnya ke pimpinan DPR. Surat tersebut kemudian dibahas dalam rapat badan musyawarah (Bamus) DPR di lantai 3 gedung Nusantara III.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya rapat Bamus yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu berlangsung tenang. Semua fraksi dimintai pendapat terkait semua surat yang masuk. Ada delapan surat yang masuk. Namun 7 surat di antaranya berasal dari Fraksi Golkar terkait pengunduran diri Novanto selaku Ketua DPR dan penunjukan Aziz.
Ketujuh surat itu masuk secara bersamaan ke pimpinan DPR. Di sinilah terjadi perdebatan di antara sesama anggota Fraksi Golkar, khususnya terkait penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai pengganti Novanto.
"Fraksi lain menyatakan bahwa ini adalah haknya Partai Golkar, jadi kami tidak ikut campur menentukan siapa yang menggantikan. Tapi kalau yang Novanto (mundur) setuju semua," kata Ridwan Hisjam saat berbincang dengan detikcom, Selasa (12/12/2017).
Perdebatan itu berlangsung cukup lama dan alot. Tepat pukul 12.30 WIB, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, yang memimpin rapat, meminta Fraksi Golkar menyelesaikan masalah internal mereka. "Maka diminta Fadli Zon agar Fraksi Partai Golkar yang ada dua pendapat ini untuk dikumpul di ruang sebelah, lobi-lobilah," kata Ridwan, yang biasa disapa Tatok.
Mereka mengikuti saran Fadli, lalu berkumpul di ruangan sebelah Ruang Bamus. Di situlah terjadi perdebatan panas antara Azis dan Ridwan. Karena nada bicara sama-sama meninggi dan kata-kata yang terlontar dari keduanya sama keras, "Itulah yang dianggap kita mau berkelahi dan sempat," kata Ridwan.
Aziz membantah telah bersitegang dengan Ridwan. "Kenapa harus tegang? Karena kita kan nggak mikir ngotot-ngototan," kata dia.
Di saat pimpinan Fraksi Partai Golkar tengah menggelar lobi yang dilanjutkan rapat Bamus, anggota fraksi lainnya sibuk menggalang tanda tangan: menolak penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR. Namun penggalangan dukungan ini tak mendapat dukungan dari seluruh anggota Fraksi Golkar.
Hingga saat ini, tercatat hanya 63 dari 91 anggota Fraksi Partai Golkar yang menandatangani penolakan atas penunjukan Aziz sebagai Ketua DPR. Mereka yang membubuhkan tanda tangan menolak Aziz antara lain Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, Ade Komaruddin, Ridwan Hisjam, Misbakhun, Ace Hasan Syadzily, Roem Kono, dan Kahar Muzakir.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan penggalangan dukungan ini merupakan bentuk keprihatinan anggota FPG di DPR. Dia menegaskan penolakan ini bukan bersifat personal, melainkan lantaran penunjukan Aziz tak sesuai prosedur.
"Ini sebagai bentuk keprihatinan. Ini bukan menolak Aziz secara personal, tapi mekanisme dan cara penunjukan Ketua DPR tersebut," kata Ace.
Pada akhirnya rapat paripurna DPR yang digelar setelah rapat Bamus memutuskan Aziz tak jadi dilantik menjadi Ketua DPR. Wakil Ketua DPR Fadli Zon diangkat menjadi Plt Ketua DPR sampai Ketum Golkar hasil munaslub menunjuk pengganti Novanto.
Beredar tiga nama kader Golkar yang berpeluang kuat menjadi Ketua DPR menggantikan Novanto. Mereka adalah: Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, dan Aziz Syamsuddin.
Aziz, yang sudah ditolak menjadi Ketua DPR, mengaku legowo atas keputusan paripurna kemarin. Namun dia memutuskan maju dalam pemilihan Ketua Umum Golkar di munaslub nanti. Dia siap bersaing dengan Siti Hediati Harijadi dan Airlangga Hartarto. (erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini