Hendi mengedepankan kebijakan penggunaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang pro-poor. Tak hanya itu, dia juga sukses menyediakan berbagai fasilitas kebutuhan hidup serbagratis, seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, atau rekreasi gratis yang belum diinisiasi sebelumnya.
Kesuksesan pengembangan Kota Semarang ini menjadi menarik karena sebenarnya, meskipun Semarang merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, anggaran pembangunan yang dimiliki Kota Semarang tak sebanding dengan kota-kota lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, atas kesuksesan Hendi dalam melakukan efisiensi anggaran pembangunan tersebut, Rabu (6/12) bertempat di Istana Negara, Presiden Joko Widodo mengapresiasi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dengan memberikan secara langsung penghargaan 'Anugerah Dana Rakca'.
Anugerah Dana Rakca merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada pemerintah daerah yang berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan layanan dasar publik, perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat.
Pada 2017 ini, hanya ada tiga kota se-Indonesia yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Kota Semarang, Kota Depok, dan Kota Surabaya. Sedangkan kabupaten yang mendapatkan penghargaan tersebut hanya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Badung.
Selepas menerima penghargaan tersebut, Hendi mengatakan bahwa kunci terpenting pembangunan Kota Semarang saat ini adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
"Anggaran kita tidak banyak, pola pembangunannya instruktif, seperti yang terjadi di waktu-waktu lalu. Hari ini pola pembangunan di Kota Semarang adalah partisipatif, masyarakat yang menginisiasi, kita yang memfasilitasi," tutur Hendi.
"Apalagi dengan luar biasanya dukungan pembangunan yang diberikan Pak Jokowi kepada Kota Semarang, masyarakat semakin termotivasi untuk mau berpartisipasi dalam pembangunan," pungkasnya. (ega/nwy)











































