Balada dr Letty: Korban KDRT, Minta Cerai dan Ditembak Mati Suami

Balada dr Letty: Korban KDRT, Minta Cerai dan Ditembak Mati Suami

Aditya Mardiastuti - detikNews
Jumat, 10 Nov 2017 07:27 WIB
Balada dr Letty: Korban KDRT, Minta Cerai dan Ditembak Mati Suami
Foto: Ibnu Hariyanto/detikcom
Jakarta - dr Letty Sultri (46) tewas di ujung pistol rakitan dr Ryan Helmi karena menggugat cerai. Enam peluru menembus tubuh Letty yang kerap menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya itu.

[Gambas:Video 20detik]


Peristiwa penembakan itu terjadi saat Letty berpraktik di Klinik Azzahra Medical, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur pada Kamis 8 November 2017 pukul 14.30 WIB. Tanpa belas kasihan, Helmi membabi buta memuntahkan peluru ke arah istrinya. Letty yang telah membina rumah tangga bersama Helmi selama 5 tahun itu tewas seketika.

Pihak keluarga menceritakan Helmi kerap mengancam akan membunuh Letty jika diceraikan. Hingga akhirnya Helmi melakukan perbuatan kejam tersebut.

"Selama proses (cerai) berlangsung, pelaku telah mengajukan beberapa kali ancaman kepada almarhumah akan membunuh almarhumah dan keluarga sehingga terjadilah kejadian seperti ini," ujar anggota keluarga Letty, Gulfan Afero, lewat pesan singkat, Kamis (9/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Letty juga dipukuli Helmi hingga menderita lebam di sekujur tubuhnya. KDRT itu pernah dilaporkan ke kantor polisi dan Letty sudah menjalani visum.

"Salah satu alasan yang mendorong almarhumah melakukan gugatan cerai adalah setelah dipukul oleh suaminya dan sekujur tubuhnya lebam. Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum," jelas Gulfan.


Tak tahan kerap mengalami KDRT, Letty akhirnya mengajukan gugatan cerai. Namun, Helmi menolak diceraikan.

Salah seorang anggota polisi yang memeriksa Helmi mengatakan Letty pernah diseret oleh pelaku ke luar rumah.
"Dia pernah seret istrinya dari luar ke dalam rumah, 'Itu yang buat istri saya mau cerai'," kata anggota itu sambil menirukan omongan Helmi.


Ternyata tak hanya kasus KDRT, Letty juga disebut tidak tahan dengan skandal pemerkosaan yang dilakukan suaminya itu. Korban perkosaan itu merupakan karyawan Klinik Azzahra, tempat istrinya berpraktik. Namun kasus pemerkosaan ini tidak dilaporkan oleh korban ke polisi.

Di mata keluarga, Letty dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan penyayang. Dia menyimpan rapat-rapat kasus KDRT yang dialaminya kepada keluarganya.


"Nggak, dia nggak pernah (ceritakan KDRT yang dialaminya), dia tertutup tapi kan bisa dilihat dari raut muka stres itu pasti ada," kata kakak kandung Letty, Afifi Bahtiar, di kediaman Letty, Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (9/11).


Afifi mengatakan Letty tak pernah mengaku dipukuli suaminya. Malah dia baru tahu soal memar KDRT itu dari foto Letty di grup WhatsApp (WA) keluarganya.

"Saya kan nggak tinggal di Jakarta, tapi saya pernah dengar sering memar itu, pas ditanya katanya jatuh. Ya kita pikir benar jatuh, pas lama-lama kita lihat itu terakhir itu kemarin dia ke dokter, ada grup WA keluarga di foto itu memar semua (kaki dan tangan) ya sudah saya sarankan proses saja lapor ke polisi," tutur Afifi.


"Dan dia minta jangan proses hukum, cerai sajalah, tapi saya maunya proses hukum gitu supaya jera dan adik saya nggak mau," kata dia.

Jenazah Letty akan disemayamkan di kediamannya di Rawamangun, Jakarta Timur. Helmi hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan polisi.



Dia akan menjalani tes kejiwaan dan masih akan diinterogasi terkait kepemilikan senpi. Akibat perbuatannya Helmi terancam hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan pembunuhan berencana.

Saksikan video 20detik tentang pandangan psikolog mengenai tewasnya dr Letty di sini:

[Gambas:Video 20detik] (ams/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads