Video itu juga diunggah oleh akun Instagram @tni_indonesia_update dua hari lalu. Admin akun tersebut mencoba meminta penjelasan kepada netizen terkait video latihan senjata RPG.
"Ada yang bisa jelaskan video ini? Apa kontijensinya mereka harus memiliki senjata sejenis RPG, apakah mereka ingin melawan militer?" demikian penggalan status yang dituliskan menyertai video latihan RPG itu, seperti dilihat detikcom, Kamis (28/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Video ini membuktikan data intelijen yang dimiliki TNI sangat akurat dan Panglima TNI sudah menjelaskannya saat silahturahmi di hadapan para purnawirawan beberapa waktu lalu," tutur akun admin @tni_indonesia_update.
Dimintai konfirmasi terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan sejumlah orang yang ada dalam video itu adalah anggota Polri. Namun video itu diambil saat Polri masih menjadi bagian dari ABRI.
"Itu saat Polri masih bagian dari ABRI," kata Setyo, Kamis (27/9/2017).
Setyo tidak menjelaskan detail waktu latihan senjata RPG itu. Dia hanya mengatakan latihan dilakukan sebelum era Reformasi.
"Sebelum Reformasi," jelasnya.
Saat ini, menurut Setyo, senjata RPG itu sudah tidak digunakan lagi oleh Polri. Standar yang digunakan sudah berbeda.
"Itu sudah nggak ada, sudah nggak punya. Ya sudah, nggak punya standarnya, sudah tidak seperti itu," tuturnya.
Setyo lantas menceritakan pengalamannya dulu saat masih berpangkat letnan dua. Dia juga mengikuti kegiatan latihan serupa.
"Saya dulu waktu letnan dua sampai mayor latihan begitu juga," imbuhnya. (knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini