Rohidi, warga Tengkurak yang juga nelayan di perairan pantai utrara Serang mengatakan, ia mengaku kesulitan untuk mandi karena air menghitam. Tidak hanya dirinya, menurut Rohidi kebanyakan warga di Tengkurak memang selalu mengandalkan air sungai Ciujung.
"Ini sungai yang selalu kena limbah, nggak tahu dari pabrik mana. Kesusahan lah, makanya jarang pada mandi," katanya saat berbincang dengan detikcom, Tengkurak, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Senin (28/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluhan sama juga disampaikan Suwardi. Air sungai yang menghitam membuat warga juga kesulitan mencari ikan di pinggir pantai. Apalagi, hilir dari sungai Ciujung berada di perairan Tengkurak di daerah utara Serang. Jika terpaksa ingin mencari ikan, warga terpaksa harus melaut lebih ke tengah.
"Sekarang juga sampai nggak ngejual, buat beli bensin aja nggak kebayar," ujarnya.
Suwardi menjelaskan, pencemaran limbah ke sungai Ciujung relatif sering. Seingatnya, dua hari lalu sungai masih berwarna kuning dan tidak berbau. Namun, hari ini sungai malah menjadi hitam dan mengeluarkan bau menyengat.
"Hitamnya ini kira-kira sudah dua hari, entar nggak hitam lagi, setelah itu datang lagi (limbahnya)," katanya.
Warga Tengkurak menunjukkan tercemarnya air sungai Ciujung (Foto: Bahtiar Rivai) |
Selain menyusahkan warga di bagian hilir, menurut Suwardi banyak warga khususnya di daerah Tengkurak yang merasa dirugikan karena tercemarnya sungai Ciujung. Ada beberapa warga yang memiliki tambak ikan merugi akibat keracunan.
Selain sungai Ciujung di Tirtayasa, yang menjadi langganan pencemaran limbah di Kabupaten Serang adalah Sungai Cidurian di Tanara. Dua sungai ini berdekatan dan memiliki hulu yang sama yaitu di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor.
Pada Selasa (15/8) dua pekan lalu, Bupati Serang Tatu Chasanah pernah mengatakan bahwa pencemaran limbah di dua sungai tersebut menjadi masalah yang sulit diselesaikan. Ia mengatakan banyak industri yang sering melakukan pembuangan limbah di dua sungai tersebut.
"Bukan sering, memang masalah limbah belum selesai di kabupaten Serang, (khususnya) Ciujung," kata Tatu waktu itu kepada wartawan di Cikande. (bri/ams)












































Warga Tengkurak menunjukkan tercemarnya air sungai Ciujung (Foto: Bahtiar Rivai)