Analisis Ahli Digital Forensik soal Peretasan Situs Tiket Online

Analisis Ahli Digital Forensik soal Peretasan Situs Tiket Online

Nathania Riris Michico - detikNews
Rabu, 05 Apr 2017 09:26 WIB
Ilustrasi (Zaki Alfarabi/detikcom)
Jakarta - Otak pelaku pembobolan jual-beli tiket online PT Global Networking, SH (19) alias Haikal, merupakan lulusan SMP. Haikal belajar secara otodidak hingga bisa meretas ribuan situs.

Namun, dari kacamata digital forensic, apa yang dilakukan Haikal itu dianggap masih tidak terlalu rumit. Ahli digital forensic Ruby Alamsyah malah menyebut aksi Haikal itu tergolong nekat.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau yang ini kan sudah jelas. Menurut saya sih, kalau dari kacamata kami sebagai praktisi security, ini sih ekor biasa saja, kok. Sepengetahuan yang banyak di internet, lalu ada tulisannya juga ada, sudah tersedia. Masalahnya banyak di Indonesia yang bisa melakukan hal ini, tinggal yang nekat siapa. Nah, kebetulan kelompok inilah yang nekat," kata Ruby saat dihubungi, Selasa (4/4/2017).

Ruby menyebut internet saat ini berkembang cukup pesat sehingga tidak mengherankan bila Haikal yang lulusan SMP bisa secara otodidak belajar meretas. "Tahun 2000-an ke sini itu menjadi hacker itu nggak perlu jadi orang memiliki intelektualitas tinggi atau harus jenius. Orang biasa saja dengan hanya cukup punya waktu dan kemauan tinggal belajar dari internet, ada semua," ujarnya.

Sebelumnya, Direktorat Siber Bareskrim Polri mengungkap kelompok peretas itu. Haikal selaku otak pelaku pembobolan disebut sudah meretas sebanyak 4.600 situs, termasuk situs milik Polri.

"Saudara SH otodidak. Berhasil membobol lebih dari 4.600 situs. Di antaranya situs milik Polri, pemerintah pusat dan daerah, situs ojek online dan beberapa situs di luar negeri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (30/3) lalu. (nth/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads