Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Sartono Pinning, Alexander J Patty adalah pejuang yang turut mengimajinasikan dan mentransformasikan semangat kedaerahan dalam rangka lahirnya semangat nasionalisme Indonesia.
"Patty membangun semangat nasionalisme itu sejak pindah ke Semarang," ujar Sartono di Taman Makam Umum Kristen Pandu Kota Bandung, Rabu (22/3/2017). Makam Patty akan dipindahkan ke Ambon hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari berbagai sumber, disebutkan bahwa Alex pindah ke Semarang dan mulai aktif dalam dunia kewartawanan pada 1919. Pertama kali ia mendirikan Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon (Maluku). Kemudian, karena perkembangan gerakan kebangsaan, organisasi yang bersifat sosial ini ditinggalkan oleh Patty. Ia lalu mendirikan organisasi baru yang bersifat politik, yaitu Sarekat Ambon, pada 9 Mei 1920 dan membawa ide organisasi ini ke dalam ide nasionalis Indonesia.
Pada 1942, Patty diasingkan ke Bengkulu (Sumatera), kemudian ke Boven Digul (Irian Jaya), sampai pecah Perang Dunia II. Pada masa kependudukan Jepang, Alex mengungsi ke Australia dan, pada masa revolusi kemerdekaan, berjuang bersama Bung Karno dalam mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Negara Kesatuan RI.
"Tahun 1948 kami di Medan, setelah itu pemerintahan pulih. Pada tahun 1951, beliau datang menjemput kami ke Medan untuk ikut ke Bandung. Beliau di Bandung akan diberikan jabatan di Ajun Pertahanan Bandung," ujar Krully.
Namun di Kota Bandung, Alex hanya sebentar. Pada 1953, Alex meninggal dunia karena sakit hipertensi.
"Kami tidak tahu awalnya. Tahunya setelah baca di koran. Saya baca saat itu Pak Presiden Sukarno memberikan karangan bunga," tuturnya.
Jejak Alexander sebagai putra Maluku di Kota Bandung sendiri begitu melekat. Di Bandung, di antaranya, ada Taman Maluku, GOR Saparua, Jalan Seram, dan Jalan Maluku. (avi/try)