"Pengajian ini untuk memperingati Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) sebagai awal pemerintahan Orde Baru. Begitu banyak penghargaan diterima Indonesia misalnya dari FAO untuk swasembada pangan di Indonesia. Namun karena eskalasi situasi politik di Indonesia dan krisis moneter di Indonesia akhirnya Presiden Soeharto menyatakan mundur," ujar Titiek dalam sambutannya di Masjid At-Tien, Jalan Taman Mini, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017).
Titiek kemudian menceritakan saat-saat terakhir Soeharto akan mengundurkan diri. Ia mengaku banyak anggota keluarga yang mempertanyakan keputusan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Titiek mengatakan setelah 20 reformasi kondisi Indonesia tidak kunjung membaik. Ia mengatakan sering mendengar orang yang mendambakan kepemimpinan Soeharto.
"20 tahun reformasi tidak membuat negeri ini semakin baik. Saya setuju Pak Jokowi bahwa demokrasi kebablasan. Tidak ada lagi demokrasi yang didengungkan Pak Karno dan prinsip ekonomi Pak Harto," katanya
"Banyak yang bilang enak jaman Pak Harto aman dan gampang cari kerja. Saya pikir ini mungkin yang dibilang bapak. Begitu banyak rakyat yang merindukan dan mendoakan pak Harto," ujarnya. (fdu/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini