"Setiap tahun negara mengalami kerugian Rp 30 triliun akibat bencana," ungkap Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam acara diskusi di Ruang Multimedia Kantor Pusat Universitas Gadjah Mada, DIY, Selasa (21/2/2017).
Dia mengatakan di Indonesia terdapat 386 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang hingga tinggi gempa bumi. Selanjutnya, ada 233 kabupaten/kota berada di daerah rawan tsunami. Sebanyak 75 kabupaten/kota terancam erupsi gunung api. Sebanyak 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi banjir dan 274 kabupaten/kota di daerah bahaya sedang-tinggi bencana longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, sepanjang tahun 2016 kejadian bencana terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 639 kali. Diikuti Jawa Timur dengan 409 kejadian bencana, Jawa Barat 329 kali, Kalimantan Timur 190 kali, dan pemerintah Aceh 83 kali. Sementara itu, sebaran kejadian bencana per kabupaten/kota tertinggi terjadi di Cilacap sebanyak 100 kali, Magelang 56 kali, Wonogiri 56 kali, Banyumas 53 kali, serta Temanggung 50 kali.
Willem menyebutkan tren bencana terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 92 persen bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi. Peningkatan bencana disebabkan oleh faktor alam, seperti perubahan iklim dan faktor antropogenik, meliputi degradasi lingkungan, permukiman di daerah rawan bencana, DAS kritis, dan urbanisasi.
"Tahun 2016 telah terjadi 2.384 bencana, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 sebanyak 1.732 bencana," katanya.
Dia menambahkan, banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi di tahun 2016 hingga 775 kali. Daerah rawan banjir meluas di beberapa daerah yang tidak pernah mengalami banjir, seperti di Garut, Pangkalpinang, Kota Bandung, Kota Bima, dan Kemang, Jakarta.
"Sekitar 19 juta orang Indonesia terancam banjir dan tanah longsor akibat hujan yang terjadi sepanjang bulan Januari-Februari 2017 dan 175 ribu masyarakat yang terdampak," tuturnya. (bgs/idh)











































