"Saya habis mengantar suami dari Halim menuju rumah. Jadi posisinya dekat pintu gerbang tol Cikunir 4 yakni sekitar 100 meter. Kejadian itu sekitar pukul 05.00 WIB. Kondisi gelap dan hujan deras banget," ujar Kartika kepada detikcom, Selasa (21/2/2017).
Saat akan memasuki terowongan di jalan tol, dalam kondisi yang minim penerangan, Kartika kaget. Mobilnya ternyata masuk ke ruas jalan yang sudah banjir dan tidak bisa dikendarai lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu saya lewat terowongan masuk, saya kira genangan. Ternyata banjir. Nggak ada pemberitahuan. Saya buka pintu nggak bisa. Ketutup air. Saya panik dan telepon orang tua. Posisi saya di tengah-tengah. Saya cepat-cepat buka kaca. Alhamdulillah saya bisa loncat," ungkap Kartika.
Begitu ia keluar lewat jendela, kepanikannya bertambah. Sebab tinggi air di luar mobil sudah sampai seleher. Tanpa alas kaki, ia berenang di tengah banjir. Setelah ke tempat lebih tinggi, ia berjalan ke arah gerbang tol.
"Pas saya turun, air itu seleher saya. Saya jalan tanpa alas kaki ke gerbang tol sebab jaraknya berdekatan," ceritanya.
![]() |
Begitu sampai di gerbang tol, ia langsung meminta tolong petugas. Sebagai pengguna layanan tol, Kartika merasa kecewa sebab tidak ada pemberitahuan soal banjir.
Baru sekitar pukul 06.30 WIB, petugas dari Jasa Marga mencoba untuk menderek mobil Kartika. Akan tetapi, penderekan mengalami kesulitan karena tingginya genangan air.
Atas kejadian itu, Kartika mengatakan seharusnya Jasa Marga lebih memperhatikan pelayanan kepada penggunanya. Apalagi sudah menyangkut soal keselamatan.
"Saya kesal karena tidak ada pemberitahuan ada banjir di lokasi. Padahal nggak jauh dari gerbang tol Cikunir," tutupnya.
(nkn/tor)