"Saat ini sudah 32 peserta yang diperiksa lagi di Rumah Sakit (RS) Jogja International Hospital," kata Rektor UII Harsoyo kepada wartawan di rektorat Kampus UII di Jl Kaliurang, Sleman, Selasa (24/1/2017).
Diksar berlokasi di Gunung Lawu, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik dan ada tidaknya luka pasca mengikuti diksar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dua orang lagi, sudah kami kontak untuk datang diperiksa kembali kesehatannya. Kita kontak semua peserta," katanya.
Harsoyo mengakui ada kekerasan terhadap peserta oleh panitia. Namun tim internal UII yang tengah bekerja mengumpulkan informasi dari para peserta ini belum bersedia membeberkannya. Tim bekerja cepat selama lebih kurang satu minggu.
"Memang ada kekerasan," katanya.
Ditanyakan mengenai adanya pukulan fisik kepada peserta menggunakan alat pukul semacam rotan. Harsoyo menjawab berdasarkan hasil informasi sementara alat pukul itu bukan rotan, namun ranting kayu.
"Bukan rotan tapi ranting kayu semak-semak yang ada di sana. Ini masih kita cross check lagi," katanya.
Untuk memudahkan pemeriksaan baik oleh tim universitas maupun lainnya yakni kepolisian, panitia pelaksana juga tidak diperbolehkan meninggalkan Yogyakarta. Sebab saat ini juga aparat Polres Karanganyar juga sudah datang ke kampus untuk mengumpulkan informasi.
"Mereka tidak boleh keluar kota agar mudah dihubungi, bila sewaktu-waktu diperlukan," pungkas Harsoyo.
Total peserta diksar ada 37 mahasiswa dari berbagai fakultas di UII. Sebanyak 34 peserta laki-laki dan 3 orang perempuan. Dari jumlah tersebut, ada 3 mahasiswa yang meninggal usai mengikuti diklat sejak tanggal 13-22 Januari 2017. Tim internal UII menemukan adanya dugaan kekerasan. (bgs/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini