Kamerawan Diskominfo DKI Cerita soal Video Ahok di Pulau Seribu

Sidang Ahok

Kamerawan Diskominfo DKI Cerita soal Video Ahok di Pulau Seribu

Haris Fadhil - detikNews
Selasa, 24 Jan 2017 15:11 WIB
Foto: Pool
Jakarta - Saksi Nurkholis Majid diminta menceritakan kegiatan Basuki Tjahaja Purnama di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016. Nukholis juga ditanya soal respons warga saat Ahok berpidato.

Pegawai tidak tetap (PTT) Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan Pemprov DKI ini saat itu bertugas sebagai kamerawan. Dia merekam kegiatan Ahok yang datang ke tempat pelelangan ikan (TPI) Pulau Pramuka dalam rangka panen ikan kerapu.

Namun Nurkholis mengaku tidak menyimak pidato Ahok yang kemudian dilaporkan sejumlah pihak ke polisi. Sebagai kamerawan, Nurkholis hanya fokus pada pengambilan gambar. Selain Nurkholis, ada 3 reporter dan 1 fotografer yang bertugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya fokus ke monitor. Saya nggak bawa tripod, pakai monopod. Suara bagus, dia nggak over, Pak, nggak kurang nggak lebih. Semua apa yang diucapkan terekam," katanya dalam sidang lanjutan Ahok di Auditorium Kementan, Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2017).

Dalam persidangan, Nurkholis menceritakan kegiatan Ahok di Pulau Pramuka. Ahok bersama rombongan datang ke Pulau Pramuka sekitar pukul 08.00 WIB pada Selasa (27/9/2016).

"(Ada) Pak Bupati. Ada anggota DPRD, sisanya nggak tahu saya, ada pejabat Pemprov DKI," sebutnya.

Rekaman video kemudian disunting oleh tenaga ahli yang bertugas sebagai editor. Hasil suntingan kemudian diunggah ke YouTube oleh pegawai bernama Heru.

Hakim lantas menanyakan kondisi saat Ahok berpidato. Nurkholis, yang sudah jadi PTT di Pemprov DKI, mengaku tak ingat jumlah warga yang datang.

"Adakah Saudara memperhatikan reaksi dari masyarakat?" tanya hakim. "Tidak ada reaksi apa-apa, tepuk tangan saja," ujarnya.

"Ada yang marah-marah?" lanjut hakim. "Nggak ada," ujarnya.

Lurah Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Yuli Hardi pada sesi pertama persidangan menyebut tidak ada warga yang memprotes Ahok saat menyampaikan pidato kala berkunjung ke Pulau Pramuka.

"Saat terdakwa menyinggung Surat Al Maidah, apakah ada masyarakat yang protes?" tanya hakim. "Tidak ada," jawab Yuli Hardi.



Pidato Ahok pada 27 September 2016 ini memang jadi ramai sekitar sebulan kemudian setelah sejumlah pihak melaporkan Ahok atas dugaan penistaan agama. Soal berita yang ramai karena laporan terhadap Ahok, menurut Yuli Hardi, ada beragam pendapat warga.

"Macam-macam, ada yang pro-kontra, dan ada yang cuek," sambung Yuli Hardi.

Yuli Hardi, yang menjabat lurah sejak Juni 2016, menyebut tak ada lurah lain di Kepulauan Seribu yang datang dalam panen ikan kerapu bersama Ahok.

Ahok, saat menyampaikan pidato, dalam posisi berdiri. Tak ada tenda atau panggung, warga yang hadir duduk di kursi yang disiapkan. "Sekitar 100 orang," sebut Yuli Hardi soal jumlah warga. (fdn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads