"Saya sudah ikhlas. Kalau memang tidak akan mendapatkan kesembuhan di dunia ini, saya yakin ada balasan kehidupan yang lebih baik di alam berikutnya nanti," ujar Sulami dengan nada yang pasrah di rumahnya Dusun Selorejo, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Senin (23/1/2017).
Sejak kelas IV SD, Sulami mengalami masalah dengan tubuhnya. Hampir seluruh persendian tulangnya tak bisa digerakkan. Dia lebih banyak menghabiskan hidup di atas ranjang sederhana. Jika ingin mandi atau makan, dia dibangunkan dengan cara diangkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tinggal pergelangan kaki dan tangan, leher serta jari-jarinya yang bisa digerakkan secara terbatas. Akhirnya dia hanya bisa tiduran saja seperti sekarang," papar Ginem.
![]() |
Sulami lahir sebagai anak kembar. Saudara kembarnya, Paniyem, mengalami penyakit serupa semenjak kecil. Namun Paniyem meninggal dunia pada 2013.
Setiap hari Sulami mengisi hari-hari dengan mengaji, mendengarkan radio, atau merangkai manik-manik plastik untuk dijadikan gelang. Gelang-gelang itu lalu dikumpulkannya. Ada yang diberikan kepada orang lain dan kadang dipakai sendiri. Sulami tidak menjualnya karena memang dia membuatnya hanya untuk mengisi waktu.
Tonton video 20detik di sini:
(mbr/try)