Kepada wartawan di rumah duka di Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, ibunda Asyam, Sri Handayani (47) berusaha menceritakan pertemuan terakhirnya dengan sang anak.
"Saya dapat kabar sekitar jam 11.00 WIB (Sabtu 21/1) dari temannya, sekitar jam 12.00 kurang lebih, saya sampai di RS Bethesda (Yogyakarta)," ujar Handayani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya yang gagah ganteng jadi seperti itu, banyak luka-luka di sini (menunjukkan kedua lengannya)," kata Handayani.
"(Penjelasan dokter) seingat saya saja ya, Asyam untuk bernafas sudah susah. Kondisinya sudah kritis saat dibawa ke sini (RS Bethesda)," imbuhnya.
Dokter kemudian menyarankan Handayani untuk bertanya kepada Asyam tentang apa yang dialaminya.
"(Dokter bilang) Tolong anaknya ditanya, lalu dicatat. Karena mumpung anaknya masih bisa ngomong," tutur Handayani.
Dia bersama suaminya telah melaporkan meninggalnya Asyam yang dianggap tak wajar ini ke Polres Karanganyar. Jenazah Asyam juga telah diautopsi di RSUP Dr Sardjito.
"Saya tidak tahu hasilnya apa, yang tahu ayahnya (Saat ini sudah kembali ke Banjarmasin). Tapi kata ayahnya kepada saya, ada memar di dada kanan, dan paru-parunya terluka. Itu yang membuat Asyam kesulitan bernafas," urai Handayani. (sip/rvk)











































