Habib Novel: Yang Ketik 'Fitsa Hats' Itu Polisi

Habib Novel: Yang Ketik 'Fitsa Hats' Itu Polisi

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 05 Jan 2017 18:01 WIB
Novel Bamukmin (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Sekjen Dewan Syuro DPP Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Bamukmin menyatakan kesalahan frasa 'Fitsa Hats' bukan dari dirinya. Pelapor Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus dugaan penistaan agama ini mengatakan tulisan yang seharusnya Pizza Hut itu diketik oleh penyidik Bareskrim Polri.

Novel pun kemudian berencana melaporkan Ahok setelah Ahok menyinggung masalah riwayat pekerjaannya itu seusai persidangan di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa (3/1) lalu.

"Jadi apa yang saya alami ketika disidik kan saya belum tahu. Memang ada yang namanya disidik itu nulis sendiri, ngetik sendiri?" ujar Novel kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena Ahok di situ menyangka (Novel) dengan sengaja menyembunyikan karena saya merasa malu, katanya. Padahal itu yang ketik kan polisi, saya ditanya tinggal jawab. Yang memang kebenarannya yang ketik ini AKBP Tarmadi," sambungnya.

Novel memaklumi kesalahan dalam pengetikan frasa Pizza Hut oleh Tarmadi ini karena, menurutnya, Tarmadi sudah berusia lanjut.

"(AKBP Tarmadi) ini kan sudah sangat senior ya, dia mendekati masa pensiun yang nggak paham tulisan Pizza Hut itu bagaimana. Pokoknya di bunyinya begitu," lanjut Novel.

Novel mengaku tidak sempat ditanya oleh Tarmadi soal penulisan 'Pizza Hut' itu. Berita acara pemeriksaan (BAP) sendiri setebal 6 halaman.

"Mungkin kalau saya ditanya ejaannya bagaimana, saya pasti akan eja satu per satu. Dari sepuluh jam (pemeriksaan) itu kan saya di-BAP, dari 6 halaman itu saya sudah periksa, ada yang dicoretin, berkali-kali. Nah yang satu itu luput, tahu-tahu dibacain di persidangan," terang Novel.

Novel mengaku mendapat salinan BAP itu dari jaksa sekitar pukul 23.00 WIB yang dikirim via e-mail. "Saya baru print dan saya nggak sempat baca, udah tertidur. Pagi-pagi saya baca, pikiran saya sudah beres gitu, ternyata ada itu," tutupnya.

Tentang penulisan frasa 'Fitsa Hats' itu, Polri telah memberikan penjelasan. Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan setiap keterangan saksi ditulis apa adanya oleh penyidik.

"Dalam hal ini, apa yang ditulis di situ adalah apa yang disampaikan oleh saksi. Apa yang sudah dilakukan, ini di-print out dan dikembalikan kepada yang diperiksa atas mekanisme yang dilakukan harus dibaca. Apabila ada kalimat yang tidak tepat, bisa dikoreksi saat itu juga," jelas Martinus di kantornya, Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (4/1) kemarin.

Martinus juga mengatakan pembuatan hasil BAP bisa dua hingga tiga kali dicetak. Jadi, begitu ada satu kalimat saja yang tidak sesuai, langsung disunting saat itu juga. Begitu semua kalimat sudah sesuai dengan apa yang disampaikan terperiksa, langsung ditandatangani oleh penyidik dan terperiksa.

Menurut Martinus, tanda tangan tersebut memiliki dua makna. Yaitu yang diperiksa mengerti apa yang ditulisnya, dan bertanggung jawab atas yang tertulis.

Simak video 20detik di bawah ini:

(mei/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads