Ahok mengatakan hal tersebut dengan satu syarat yakni pemilik membayar pajak atas mobil mewah yang mereka beli. Selain itu, mobil mewah tersebut juga harus membayar jika melintas di jalan yang telah menerapkan sistem Electronic Road Pricing (ERP).
Menurut Ahok, pajak yang didapat dari pembelian mobil mewah tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk pembangunan di DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Ahok juga menanggapi program cawagub nomor urut 3, Sandiaga Uno yang memperbolehkan mobil ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) beredar di jalanan Jakarta justru hal yang salah.
Malah, banyaknya mobil LCGC di Jakarta akan menambah kemacetan sebab mobil tersebut dapat dibeli dengan harga terjangkau. Sebab itu, untuk memfasilitasi transportasi warga kelas bawah dan menengah, Ahok mengatakan lebih baik membuat moda transportasi massal yang berkualitas.
"Dulu ingat enggak waktu keluar mobil Low Cost yang murah itu lho. Semua ahli mengatakan kalau dibiarkan mobil murah dijual maka kemacetan akan makin meningkat. Jadi saya percaya teori kalau mobil murah banyak dijual, maka tentu akan nambah macet nambahi subsidi BBM. Jadi kalau bagi kami subsidi menengah ke bawah adalah membangun kereta api, MRT kepada mereka," imbuhnya. (nkn/bag)