Cerita Ahok Berdebat dengan Politikus AS yang Remehkan Politik Indonesia

Cerita Ahok Berdebat dengan Politikus AS yang Remehkan Politik Indonesia

Erwin Dariyanto - detikNews
Kamis, 10 Nov 2016 14:41 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengisahkan pengalamannya saat sistem politik Indonesia diremehkan oleh seorang anggota Partai Republik Amerika Serikat. Kisah itu terjadi pada tahun 2008 saat dia mendapat undangan untuk melihat langsung konvensi pemilihan presiden dan wakil presiden di Negeri Paman Sam tersebut.

Saat itu Ahok melihat konvensi di Colorado salah satu negara bagian di barat Amerika Serikat. Meski mendapat undangan resmi dari pemerintah Amerika Serikat, namun Ahok tak bisa melihat langsung konvensi karena kehabisan tiket.

Di situlah Ahok dan beberapa undangan dari negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan terlibat dialog dengan seorang anggota Partai Republik. Sang Republikan itu bertanya kepada satu persatu delegasi negara tetangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tibalah giliran si Republikan itu bertanya ke delegasi dari Indonesia. "Oh Anda dari Indonesia. Negara Anda harus belajar demokrasi sama negara kami," kata sang Republikan seperti diceritakan kembali oleh Ahok saat bertandang ke kantor detikcom di Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2016).

"Kurang ajar banget mereka," kata Ahok.

Tak mau kalah, Ahok pun bertanya balik. "Kalau Obama itu Islam, Anda pilih nggak? Demokrat pilih nggak?" kata Ahok kepada sang politikus AS tersebut.

Si Republikan hanya menggeleng dan terdiam. "Saya kira nggak (Obama nggak dipilih). Saya kira negara Anda harus belajar demokrasi sama Belitung Timur, kamu harus belajar sama saya," kata Ahok kepada si politikus dari Partai Republik tersebut.

Maksud Ahok adalah Amerika harus belajar sama Belitung Timur di mana mayoritas masyarakatnya muslim namun sudah bisa mau dipimpin oleh non muslim. Pada periode 2005-2006, Ahok menjadi Bupati pertama di Belitung Timur yang berasal dari etnis Tionghoa dan non muslim. (erd/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads