"Pernyataan Jessica itu hiperbolis, terlalu berlebihan. Dia kami perlakukan sangat manusiawi selama di Rutan Polda Metro Jaya," ujar Direktur Tahanan dan Penitipan Barang Bukti (Tahti) Polda Metro Jaya AKBP Barnabas kepada detikcom, Selasa (18/10/2016).
Barnabas mengungkap, sel tahanan yang ditempati Jessica selama proses penyidikan di kepolisian bukan sel tikus. Kondisi selnya juga tidak seburuk yang digambarkan Jessica dalam persidangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jessica memang tidak digabung dengan tahanan lain karena permintaan darinya sendiri. Selnya sendiri berukuran sekitar 3 x 3 meter.
"Ada kamar mandinya sendiri dia itu. Dia tidak digabung karena memang tidak mau digabung dengan yang lain," lanjut Barnabas.
Tidak hanya itu, selama di Rutan Polda Metro Jaya, Jessica diberikan keleluasaan untuk memesan makanan dari luar. Tidak ada keluhan dari pihak Jessica selama ditahan di sel tersebut.
"Ibunya itu kan sering besuk, suka bawain makanan buat dia dan suka disuapin sama ibunya kalau makan siang. Dan pengacaranya juga hampir setiap hari datang, suka bawain makanan juga," jelasnya.
Tidak hanya itu, Jessica juga diperbolehkan menempati ruangan khusus untuk bimbingan psikologi yang masih berada di area Rutan. Di situ, Jessica menghabiskan waktu sebelum tidur untuk membaca buku sambil dijaga oleh seorang polwan.
Ruangan psikologi inilah yang disebut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebagai sel tahanan Jessica.
"Itu bukan sel Jessica, itu ruangan psikologi dan kadang dipakai untuk perawatan rohani bagi tahanan beragama nasrani setiap hari Rabu. Kalau psikologi itu semu tahanan juga dapat, kita ada bimbingan psikologi setiap 2 minggu sekali," Barnabas menandaskan. (mei/rvk)