"Sebaiknya perbaiki dulu cara komunikasi dengan anak. Kalau anak ketahuan bolos, harus dicari tahu dulu kenapa. Zaman sekarang, orangtua tidak boleh overjudgement," kata Psikolog Anak dan Remaja Universitas Indonesia, Ratih Zulhaqqi, saat berbincang, Rabu (5/10/2016).
Kelakuan anak-anak apalagi di usia remaja biasanya memang terlihat di luar batas. Setelah mendapat klarifikasi dan penjelasan dari anak, orangtua kemudian bisa menentukan konsekuensi apa yang tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Sering Membolos, Siswi SMP di Singkawang Dirantai Orangtua
Ratih memberi contoh, misalkan anak yang sering membolos maka konsekuensinya adalah pengurangan waktu bermain. Konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan akan lebih pas daripada hukuman tanpa makna.
"Dengan demikian ada perbaikan bagi anak," ujar Ratih.
Sebelumnya diberitakan, JKM merantai anaknya, SS yang duduk di bangku SMP di kamarnya karena mendapat laporan sang putri sering membolos. Sang putri yang berusia 15 tahun ini lalu mengirim pesan singkat ke Singkawang Command Center.
Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Suhadi menjelaskan bahwa laporan ini diterima polisi pada Sabtu (1/10) lalu. JKM pernah mendapat informasi bahwa putrinya suka mengisap lem dan khawatir SS semakin nakal.
"Maka JKM memilih jalan pintas mengikat kaki putrinya dengan rantai di dalam kamar rumahnya ukuran 1.5 x 2 meter," kata Kombes Suhadi dalam keterangannya, Rabu (5/10/2016). (imk/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini