Para jemaah Indonesia ini datang bersama pasangan masing-masing. Mereka bukan pengantin baru yang sedang berbulan madu, tapi pasangan yang sudah beranak cucu. Meski sudah lama membina rumah tangga, rasa sayangnya tidak luntur. Perjalanan panjang prosesi haji dilakoni berdua, sambil saling menjaga.
![]() |
detikcom berjalan sepanjang terowongan Moaisem bersama dengan pasangan asal Mandailing Natal, Sumatera Utara, bernama Baharudin Nasution (61) dan Syahruni Batubara (60). Keduanya adalah jemaah embarkasi Medan kloter 013 dan mereka bagian dari rombongan gelombang dua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pagi itu, selepas Subuh memang banyak sekali jemaah Indonesia yang hendak melontar jumrah. Jalanan yang tersedia penuh sesak oleh lautan manusia. Namun bagi Baharudin, selalu ada ruang untuk menjaga sang istri. Tangan Syahruni terus dipegang sepanjang perjalanan. Bukan menuntun tapi berjalan seiring sejalan.
"Kita sudah punya anak 7, meninggal satu tinggal enam. Sekarang sudah punya cucu 14," ucap Baharudin saat ditanya soal keluarganya.
![]() |
Dia mengaku sudah mendaftar haji sejak tahun 2010 bersama sang istri. Berselang 6 tahun, keduanya akhirnya mendapat kesempatan berangkat haji. Panggilan dari Allah SWT datang di saat mereka memang sedang dalam masa 'tenang' karena anak-anaknya sudah hidup mandiri.
"Anak-anak saya sudah bisa hidup semua. Jadi saya sama istri saja berdua," ucap Baharudin sambil tersenyum dan merangkul Syahruni.
Tak hanya pasangan itu saja, sepanjang perjalanan memang terlihat banyak jemaah datang bersama istri dan suaminya. Mereka juga berpegangan tangan, bahkan ada yang sampai memakaikan kaos kaki istrinya yang lepas sampai mendorong sang istri dengan kursi roda.
Berjalan di Mina menuju Jamarat memang kerap menjadi titik krusial dan rawan insiden. Tak jarang, para jemaah selalu berusaha waspada melindungi keluarganya. Untungnya, tahun ini tak ada peristiwa yang besar hingga merenggut korban jiwa. Semoga sampai selesai prosesi haji dan kembali jemaah ke Tanah Air. Aaamin. (mad/hri)