menggunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi untuk bermain politik bersentimen Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA).
Menjawab tudingan ini, Bamus Betawi memberi penjelasan.
Ketua Umum Bamus Betawi Zainudin, akrab disapa Oding, menyatakan pihaknya bukan bermaksud bermain politik. Melainkan, Bamus Betawi hanya menawarkan tokoh-tokoh termasuk PNS bawahan Ahok, yakni Sekda DKI Saefullah dan Deputi Gubernur Sylviana Murni, untuk menjadi cawagub dari cagub usungan partai-partai politik.
"Ada salah paham dari Gubernur. Saya kira kami bukan main politik, tapi kita tawarkan orang-orang Betawi, kita sudah putuskan, ini silakan dipakai oleh partai-partai politik. Kalau enggak ya enggak papa," kata Oding saat berbincang, Selasa (6/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak ada. Kita enggak pernah gunakan isu SARA. Kalau ada pun maka itu individu saja, itu individu mereka. Tapi Bamus Betawi tidak sampai di sana. Kita ini lembaga masyarakat adat yang menjaga betul kultur Betawi, dan ini harus dihargai," kata Oding.
Dia siap menjelaskan langsung ke Ahok bila diperlukan. Soal adanya hibah dari Pemprov DKI sebesar sekitar Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar, Oding menyatakan hal ini memang benar.
"Iya. Sudah sejak lama Bamus Betawi dapat hibah. Itu bentuk apresiasi Pemda terhadap pribumi asli mengembangkan nilai-nilai kultur budaya," kata Oding.
Oding sendiri adalah kader Partai Golkar dan Ketua Fraksi di DPRD DKI. Sebagaimana diketahui, Golkar mendukung Ahok di Pilgub DKI 2017. Bagaimana dengan sikap Oding yang menjalankan aspirasi Bamus Betawi?
"Kami belum bersikap. Kami cuma menawarkan cawagub kepada parpol-parpol. Soal dukung-mendukung, Bamus berada di garis
netral. Tawaran cawagub itu karena amanah dari sesepuh, alim ulama, tolong ditawarkan tokoh Betawi," jawab Oding.
(erd/ndr)











































