Sejumlah lembaga pendidikan telah disiapkan sebagai pilot project dari program tersebut, salah satu di wilayah Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang, dan Kota Batu). Hal ini disampaikan Muhadjir ketika melihat langsung penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) di SD Negeri Mangliawan I, Kabupaten Malang, Jumat (2/9/2016).
Muhadjir mengatakan, bahwa program bertujuan meningkatkan kompetensi serta pendidikan karakter siswa akan terus berlanjut. Dirinya pun sedikit membeberkan gambaran dari kegiatan siswa di sekolah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali dirinya menjelaskan, sekolah harus memiliki program kurikuler yang mengacu kepada pendidikan karakter anak. Contohnya, pendidikan Informasi Teknologi (IT) yang kini sudah tidak ada, bisa diberikan kepada siswa. "Pokoknya yang menggembirakan, tidak perlu serius," jelasnya.
Di hadapan Bupati Malang Rendra Kresna, Muhadjir berharap Kabupaten Malang bisa menjadi pilot project penambahan jam di sekolah-sekolah yang ramai dikatakan sebagai Full Day School (FDS) tersebut. "Saya mohon Kabupaten Malang bisa menerapkan itu, dan segera di uji cobakan. Kadis Pendidikan bisa konsultasi kepada kementerian, sekolah belum siap jangan dipaksa," tegasnya.
Menurut dia, bila penambahan jam belajar tersebut bisa berjalan dengan baik. Ketika Indonesia menginjak usianya ke-100, generasi mudanya sudah memiliki kepribadian yang baik, mampu berkompetisi, dan tidak cengeng. "Tidak gampang nangisan, tidak lembek. Justru memiliki kompetensi yang baik," tandasnya.
![]() |
Rendra Kresna merespons positif ajakan Mendikbud untuk penerapan FDS di wilayahnya. Kata Rendra, program ini sangat tepat dijalankan di perkotaan atau ibukota kecamatan. "Saya kira cukup bagus, pendidikan karakter diberikan usai jam formal. Ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di ibukota kecamatan," sahut Rendra terpisah.
Menurut Rendra, hal sangat mengkhawatirkan dan perlu diperhatikan adalah posisi maupun kondisi anak-anak berada diantara sekolah dan tempat tinggalnya.
Jika di sekolah telah diawasi oleh guru, begitu juga saat berada di rumah. "Diantara keduanya itu, siapa yang mengawasi. Di situlah kami melihat, rawan masuk angin, karena tidak ada yang mengawasi," bebernya.
Rendra mengaku, untuk di pelosok desa pendidikan karakter sudah berjalan dengan baik. Adanya Madrasah, tempat-tempat mengaji, memberikan banyak kegiatan bagi anak-anak usai jam sekolah. "Rutinitas itu pernah saya alami saat kecil," aku Rendra. (fat/trw)