2017 nanti. Dia mendapat dukungan dari tiga partai politik, yakni: Partai Golongan Karya, Partai Nasional Demokrat dan
Partai Hati Nurani Rakyat.
Seberapa kuat dukungan tiga partai politik itu untuk mengusung Ahok di Pilgub DKI?
Pada Pemilu 2014 lalu di DKI Jakarta Partai Golkar mendapatkan 376.221 suara dan menempatkan 9 kadernya di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Partai berlambang pohon beringin itu menduduki peringkat lima dalam hal perolehan suara
dan kursi di DPRD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NasDem mendapatkan 206.117 suara dan 5 kursi di DPRD. Di DPRD DKI tiga partai pendukung Ahok ini memiliki 24 kursi.
Gabungan perolehan suara Golkar, NasDem dan Hanura di DKI Jakarta pada Pemilu 2014 lalu sebanyak 939.344. Total perolahan suara tiga pendukung Ahok itu belum mencapai separuh dari jumlah daftar pemilih tetap PIlkada DKI 2017 yang diperkirakan mencapai 7,4 juta jiwa.
Dengan kekuatan 939.344 suara di Pemilu 2014, Partai Nasdem, Hanura dan Golkar yang mengusung Ahok ternyata menutup peluang parpol lain untuk ikut bergabung.
"Kalau tiga partai ini sih tetap ngomong terserah saya. Tapi mereka lebih cenderung ya tidak usah nambah partai lagi, tiga sudah cukup kok," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016) kemarin.
Ahok menerima masukan itu, meski dia juga tak masalah jika ada partai lain yang ingin bergabung. Dia sesumbar meski tak ada partai pun, dirinya siap bertanding di perhelatan Pilgub DKI 2017.
"Saya sih oke saja, kamu mau tambah partai juga tidak masalah. Orang saya independen saja berani kok sendiri. Jadi saya sih oke saja, enggak ada partai juga oke," kata Ahok. (erd/van)