Aksi teror para terduga teroris itu direncanakan dengan cara meluncurkan roket. Namun polisi tidak menemukan roket yang dimaksud lantaran aksi teror itu masih sebatas rencana.
"Bahrun Naim memerintahkan mereka untuk menyerang Singapura, dengan roket, katanya. Di Batam juga diperintahkan melakukan serangan. Tapi kita tidak menemukan roket yang dimaksud," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Sabtu (6/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka masih sedang mencari seperti apa bentuknya, apakah mortir, apakah seperti granat launcher atau apa, tapi mereka belum berhasil. Yang jelas mereka komunikasi dan Bahrun Naim mengajari cara-cara buat roket melalui internet. Kan sekarang semuanya gampang sekali melalui internet. Ada istilahnya yang namanya online training, jadi latihannya melalui internet. Contoh kasus rencana pengeboman yang di Surabaya, ada tiga orang yang ditangkap dua bulan lalu, itu kan mau nyerang suatu tempat di Surabaya, ternyata dari pengakuan yang bersangkutan dia diajari sama Bahrun Naim di internet cara membuat bom, dan bomnya itu kita dapatkan," jelas Tito.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 6 orang terduga teroris kelompok KGR alias Katibah Gigih Rahmat di wilayah Batam, Kepulauan Riau. Kelompok ini terkait dengan jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta dan Bahrun Naim. Mereka merencanakan untuk meluncurkan roket dari Batam dengan tujuan Marina Bay, Singapura. (dhn/dhn)











































