"Awalnya dia pengamen yang biasa mangkal di kawasan Tanjung Perak. Saat itu, temannya terkena razia Satpol PP kemudian dimasukkan ke Kampung Anak Negeri," kata Kepala Dinas Sosial Surabaya, Supomo pada detikcom, Senin (1/8/2016).
Setelah mendengar cerita dari teman yang mendapat pembinaan serta difasilitasi keinginannya, Ketut memberanikan diri datang ke Kampung Anak Negeri yang digagas Tri Rismaharini (Risma) tahun 2010 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajang balap sepeda pertama kali yang diikuti anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Cipto Purnomo-Suprihatin itu adalah proses seleksi untuk Pekan Olahraga Provinsi 2012. Lagi-lagi Ketut tidak berhasil masuk tim balap sepeda Jawa Timur.
Akan tetapi, remaja hitam manis ini tidak putus asa. Alhasil, ia berhasil naik podium pertama kali dengan meraih juara 3 di Piala KONI Kota Surabaya.
Setelah itu, dewi fortuna terus memayungi Ketut dalam setiap ajang lomba balap sepeda. Di antaranya, juara 2 di Trawas, juara 4 di Magelang dan yang paling baru adalah juara 4 di Temanggung.
Tak sampai situ, usaha Ketut makin diakui menyusul terpilihnya dia mewakili Indonesia di ajang balap sepeda Internasional di Eropa. Risma mendukung penuh usaha Ketut.
"Bu Risma pun memberikan hadiah sepeda pada Ketut dengan harapan menjadi pelecut lebih lagi dan kini sedang berlaga di Eropa," imbuh Supomo.
(ze/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini