Pantauan detikcom, di RS St Elisabeth, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (15/7/2016) pertemuan tertutup antara direktur utama rumah sakit St Elisabeth dengan para orangtua digelar hingga pukul 20.11 WIB tidak menghasilkan titik temu. Para orangtua yang sudah tidak sabar meminta direktur rumah sakit untuk menandatangani surat pernyataan.
"Kami tidak minta uang, juga tidak minta ganti rugi, kami hanya ingin Anda sebagai direktur rumah sakit untuk menandatangani surat pernyataan. Karena kami hanya meminta bukti tertulis ada apa tidaknya penawaran vaksin sebelum Juni 2016," ucap salah satu orangtua yang emosi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biarkan saja wartawan masuk, biar mereka lihat kalau pihak rumah sakit belum memberikan solusi," ujar salah satu orangtua yang sempat menarik kameramen televisi untuk masuk.
Menurut salah satu orang tua yang anaknya mendapat vaksinasi dari rumah sakit St Elisabeth meminta agar rumah sakit menjelaskan penggunaan vaksin yang ada sebelum juni 2016, ketika kabar vaksin palsu terungkap.
"Kita cuma ingin kejelasan, karena ada beberapa orangtua yang melihat lebel vaksin yang ditempel pada kartu konsultasi warnanya berbeda, kami hanya menuntut pemakaian lebel vaksin mana yang sudah digunakan,"papar Sari.
"Tapi penggunaan label vaksin itu ternyata sudah digunakan sebelum November 2015," tegas Sari.
(adf/dnu)











































