Menurut Ahmad (40), pemilik toko obat di depan apotek tersebut, polisi datang pada Selasa (21/6) siang. Proses penangkapan pada dua tersangka berlangsung cepat. "Polisi tidak pakai seragam, langsung nangkap. Penangkapan cepat, tidak pakai ribut-ribut," kata Ahmad kepada detikcom, Minggu (26/6/2016).
Akibat penangkapan itu, penjualan di toko-toko obat di Pasar Kramatjati ikut terpengaruh. "Karena ada ini, yang lainnya terdampak. Karena ini jadi ramai," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada empat toko yang namanya sama, sudah tidak jualan semua sekarang. Kalau toko-toko yang lain masih pada jualan," katanya.
Mengapa ada 4 toko yang sama namanya, kata Agus, itu terkait dengan ongkos membayar apoteker dan perizinan.
"Mereka berat kalau suruh bayar gaji (apoteker), jadi join-an," katanya. Dengan kerjasama ini, maka empat toko itu akan memiliki nama yang sama dan apoteker yang sama.
Agus menuturkan, tersangka dibawa polisi saat sedang nonton TV. "Kemarin ditangkepnya pas mereka lagi nonton TV. Ditanya: pak, benar namanya ini? Habis itu langsung dibawa polisi," ujarnya.
Menurut Agus, penangkapan itu membuat toko-toko obat lainnya kena imbas. Penjualan jadi sepi.
Agus menuturkan, sebelum ada penangkapan, omzetnya bisa Rp 3 juta lebih dalam sehari. "Tapi sekarang bisa turun 70 persen. Cuma dapat Rp 1 juta saja, pusing juga. Semuanya terdampak," curhatnya. Di pasar tersebut, menurut Agus, terdapat 50-an toko obat, herbal dan alat kesehatan. (nrl/nrl)