Filipina Sebut Apo Mike dari Abu Sayyaf Dalang Penyanderaan 7 WNI

Filipina Sebut Apo Mike dari Abu Sayyaf Dalang Penyanderaan 7 WNI

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Minggu, 26 Jun 2016 11:26 WIB
Foto: Ilustrasi: Luthfy Syahban
Mindanao - 7 Anak buah kapal (ABK) asal Indonesia disandera oleh milisi bersenjata di Filipina. Intelijen Filipina menyebut pelaku penyanderaan adalah kelompok Abu Sayyaf di bawah pimpinan Majal Adja atau 'Apo Mike'.

Diberitakan oleh manilatimes.net, Minggu (26/6/2016), berdasarkan informasi dari sumber intelijen disebut 7 WNI dibawa menuju Provinsi Sulu. Laporan intelijen itu juga menyebut kelompok Apo Mike selalu bergerak dan berpindah-pindah karena dikejar oleh pasukan pemerintah.

Para sandera dari kapal Charles 00 diculik dalam perjalanan menuju Indonesia. Kelompok bersenjata ini naik ke atas tugboat sekitar pukul 11.00 pagi waktu setempat yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Milisi ini menculik 7 orang dari 13 awak kapal dan kabur menuju wilayah Tawi-tawi. Penculikan itu dilakukan dua kali oleh kelompok orang yang berbeda. Kelompok pertama membawa tiga sandera, kelompok kedua membawa dua sandera. Enam ABK lainnya disuruh meneruskan perjalanan ke Samarinda. Kedua kelompok ini diduga menginduk ke kelompok Apo Mike.

Kapten kapal sempat menghubungi istrinya dan mengabarkan dirinya telah diculik. Pelaku penyanderaan meminta tebusan sebesar 20 juta ringgit.

Laporan intelijen menambahkan pelaku penculikan dan korban tiba dengan menggunakan dua kapal di Barangay Lagasan, kota Parang di provinsi Sulu pada Kamis (23/6).

Kelompok Apo Mike juga diketahui sebagai dalang di balik penculikan 4 awak kapal Malaysia pada April lalu. Para korban dilepaskan pada 7 Juni di Patikul, Sulu.

Indonesia mengkonfirmasi terjadinya penyanderaan itu pada Jumat 24 Juni setelah sebelumnya beredar informasi yang simpang siur. Sedangkan Filipina akhirnya memverifikasi penculikan itu hari ini.

Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan menyatakan kelompok bersenjata itu meminta tebusan atas para sandera, sama seperti dengan dua kasus sebelumnya.

"Minta tebusan, angkanya mau di-verified lagi," terang Luhut di kantornya pada Jumat (24/6). (tfq/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads