"Beliau ini (Sjafrie) orang yang sangat dekat dengan masyarakat Jakarta saat itu. Dia dielu-elukan kaum ibu-ibu kala itu. Tepatlah Jakarta dipimpin seorang militer," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra DKI Abdul Ghoni kepada detikcom, Minggu (5/22/2016).
Ghoni sedang mengenang masa-masa ketika Sjafrie menjabat Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya) pada era reformasi 1998 lampau. Saat itu, menurut Ghoni, jalinan antara masyarakat DKI dan Sjafrie mulai terbentuk. Sjafrie berhasil mengamankan situasi saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghoni menilai kombinasi militer-sipil yang terwujud di Sjafrie-Sandiaga itu sudah ciamik. Apalagi Jakarta juga punya sejarah dipimpin oleh tokoh berlatar belakang militer.
"Contohnya, saat Soetiyoso memimpin, saat itu gejolak tak begitu dominan tapi pemerintahan sangat baik. Ada pula Soerjadi Soedirja. Banyak Gubernur DKI dari TNI," kata Ghoni.
Kini DKI dinilainya sudah butuh orang militer lagi. Namun Sjafrie, menurut Gerindra, adalah sosok militer yang bisa santun. Jakarta dinilai Gerindra butuh pemimpin yang sopan bersikap.
"DKI harus dipimpin oleh orang yang beretika, santun, dan menjunjung adat ketimuran," kata Ghoni. (dnu/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini