Kebetulan saat itu Novanto menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR. Rupanya sebagai anggota Baleg, Ahok sempat gagal membawakan aspirasi partai Golkar soal parliamentary treshold.
Ketika itu DPP Partai Golkar mengusulkan parliamentary treshold sebesar 5 persen. Tetapi Ahok yang sudah terlanjur ikut rapat dan belum dengar permintaan tersebut hanya meminta 3 persen. Walhasil Golkar gagal mengegolkan parliamentary treshold sebesar 5 persen.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan sejumlah elite partai berlambang pohon beringin itu pun marah. Kemarahan tentunya tercurah kepada Novanto. Ahok pun dipanggil oleh Novanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah, ketum semua sudah marah tuh. Marahnya karena Ketua Fraksi dong. Saya anak buah, mana ngerti. Terus dipanggil, baik kok Setnov. Dia cuma bilang gini, kamu temuin ketum deh jelasin ke sana. Ketemu Pak Ical, enggak pernah marah lho," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2016).
Setelah hari ini Novanto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Ahok pun mengucapkan selamat. "Saya ucapkan selamat, ya teman Baik Pak Setnov (Setya Novanto), terpilih. Bang Ade Komarudin juga terpilih baik, nomor 2. Teman saya dari Golkar," papar Ahok.
Ahok tak mau berkomentar lebih banyak lagi seputar figur Novanto yang juga mantan Ketua DPR itu, khususnya terkait kasus 'Papa Minta Saham'. "Kalau kasus, saya kira kan sesuatu sisi yang berbeda ya. Kan ada pengadilan, itu sisi yang berbeda," ungkap Ahok. (bag/erd)











































