Menristek Dikti M Nasir mengakui kasus yang terjadi di SMAN 3 Semarang baru kali ini terjadi. Kasus ini akan menjadi bahan evaluasi.
"Nah ini sepanjang tahun belum pernah ada. Tiap tahun kan kita lakukan evaluasi, begitu 2016 lho kok ada masalah ini (kasus SMAN 3 Semarang) muncul. Sebelumnya nggak ada masalah. Oleh karena itu bagi anak-anak jangan kecewa. Segera daftar SBMPTN dan UM (ujian mandiri-red). Ke depan akan kami perbaiki lagi," kata Nasir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lantas menyampaikan keterangan yang pernah disampaikan sebelumnya bahwa dari 50 SMA yang memakai sistem SKS, hanya SMAN 3 Semarang yang bermasalah.
"Pada SMA 3 itu sebenarnya kan semua sekolah diberikan kesempatan menyampaikan kurikulum mana yang digunakan. Ada jam pembelajaran, ada yang dengan SKS. Kalau itu SKS diikuti record-nya kalau yang pembelajaran diikuti record-nya. Yang ikut SKS itu ada 50 SMA. Yang 43 negeri dan 7 swasta. 43 SMA negeri dan 7 swasta ini kemarin nggak ada masalah hanya 1 SMA itu saja," ungkapnya.
"(Data) SMA 3 tidak tercatat. Cara sekolah itu mencatat mestinya berapa capaian yang diperoleh dan nilainya berapa," sambung Nasir. (nwk/nrl)











































