Diceritakan Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto kepada detikcom, Selasa (3/5/2016), awalnya anggota kepolisian cukup banyak di lokasi tempat Sabet bernaung, yakniΒ di Birawa, Badung. Anggota polisi itu berniat melakukan negosiasi dengan Sabet karena Sabet dilaporkan banyak orang telah berbuat onar.
Sabet bernegosiasi dengan menggenggam semacam sangkur di tangan. Setelah keluar rumah, dia masih juga menggenggam sangkur itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ada mobil lewat, anggota kami tersenggol dan jatuh masuk selokan," kata Hery.
Brigadir Sugiarta yang terjatuh itu lantas dihampiri oleh Sabet. Pria kekar itu menduduki badan Brigadir Sugiarta dan mulai menikamnya dengan sangkur.
"Diduduki, ditikam delapan kali," kata Hery. Selanjutnya, Brigadir Sugiarta dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Melihat kejadian itu, personel polisi menembakkan pistol. Peluru karet dimuntahkan ke Sabet, namun karena Sabet masih belum menyerah, akhirnya peluru tajam dimuntahkan.
"Sekitar Pukul 11.30 WITA, Sabet ditembak. Peluru karet kena tangan, kaki, dan perut. Peluru tajam kena di kepala juga ada, di badan juga ada. Hasil visumlah yang menentukan kesimpulannya nanti," kata dia.
Saat ini, jenazah Sabet masih berada di Rumah Sakit Sanglah. Belum ada pihak keluarganya yang menghubungi untuk menjemput Sabet. "Kita masih berkoordinasi dengan Konsul Istimewa Prancis di Bali," kata Hery. (dnu/adf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini