Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budijono menjelaskan awal mula kejadian itu lantaran adanya salah seorang warga RW 011 yang dianiaya oleh warga RW 013. Hal ini memicu Ricky bersma enam rekannya mendatangi ke lokasi kejadian untuk menanyakan kebenaran hal tersebut.
"Si korban mendapat isu bahwa ada salah seorang rekannya yang lagi naik sepeda motor, lalu dianiaya warga RW 013. Ricky mengumpulkan temannya, jumlahnya 7 dengan dirinya. Dia langsung pergi ke RW 013. Pas di depan kantor RW, dia tanya kebenaran berita itu," ujar Agung saat menggelar rilis di Mapolres Jaktim, Senin (2/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agung, di daerah Cipinang Besar Utara tersebut ada sebuah komitmen tak tertulis. Dalam sebuah keributan, jawara dari kedua belah pihak mesti tampil untuk duel.
"Ricky ini model jagoan juga di daerahnya. Kebetulan di RW 013 ada tersangka Usman. Dia sering melatih silat karena memang guru silat," terang Agung.
Keduanya pun kemudian terlibat duel. Baik Ricky maupun Usman sama-sama menggunakan senjata tajam. Menurut keterangan saksi di kejadian, saat terjadi duel, Usman ternyata kebal terhadap senjata tajam.
"Oleh tersangka, senjata tajam dipindahkan ke tangan kiri. Karena guru silat, tangannya kan lincah. Kemudian dia sabet kena leher," kata Agung.
Terkena sabetan sajam, Ricky lari meninggalkan lokasi. Begitupun 6 teman lain yang pergi bersamanya ikut lari meninggalkan lokasi.
Setelah kejadian ini, Usman menitipkan senjata tajamnya kepada salah satu teman yang hingga saat ini masih dicari identitasnya oleh polisi. Lantas Usman juga bersembunyi ke daerah Pasar Gembrong, Jakarta Timur.
Polisi datang ke lokasi tawuran hingga situasi menjadi kondusif. Sementara Ricky ditemukan meninggal dunia sebelum dibawa ke RS Persahabatan karena kehabisan darah. Dari tawuran ini juga ada seorang korban yang mengalami luka akibat menahan senjata tajam dengan tangannya.
"Pada saat mereka duel, ada juga yang kena sabet, namanya Alfianto. Tapi bukan Usman yang menyabet, identitas pelaku ini juga masih dimintai keterangan," kata Agung.
Untuk menghindari timbulnya bentrok susulan, polisi melakukan koordinasi bersama warga. Pihak keluarga serta perangkat warga turut disertakan. Mereka membuat komitmen bersama untuk mencegah dan menjaga warga masing-masing.
"Tindakan kepolisian sekarang, melakukan koordinasi untuk antisipasi bentrok susulan karena timbulnya korban. Sekarang mengumpulkan ketua RT, RW dan memanggil orang tua masing-masing untuk ikut menjaga keamanan lingkungannya," ujar Agung.
Hingga saat ini polisi juga tengah menahan sebanyak 14 warga yang berasal dari RW 011 dan RW 013. Di Polres Jaktim polisi memintai keterangan mereka. (aws/aws)