"Nah di sini kan kosong, di sini gak ada, pesawat tempur tidak ada yang lain nggak ada. Padahal landasan sudah ada. Jadi kita akan membuat pangkalan-pangkalan baru tetapi memanfaatkan yang sudah ada juga," tutur Gatot Nurmantyo seusai tinjauan pangkalan udara dan dermaga di Biak, Sabtu (30/4/2016).
Biak merupakan pulau terluar di wilayah timur Indonesia dan menghadap langsung dengan Samudera Pasifik. Butuh waktu sekitar 45 menit perjalanan dari Jayapura menggunakan pesawat untuk sampai di pulau tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biak, Morotai, bangunan-bangunan saya lihat tadi pas turun besinya masih bagus. Ya kita nggak usah bangun baru lagi. Gitu saja kita renovasi," sambung dia.
![]() |
Dari peninjauan ke wilayah timur, Gatot mengaku dapat memetakan kondisi pertahanan keamanan termasuk rencana strategis yang akan dilakukan,
"Selama ini kan kita berorientasi bahwa kekuatan angkatan udara terfokus di Pulau Jawa. Kemudian dengan kebijakan presiden menerapkan bahwa Indonesia sebagai poros maritim dunia maka kan terbuka. Kita kan sebagai poros maritim dunia nggak bisa kamu lewat sini -merujuk pada kekuatan laut- aja," paparnya.
Semua wilayah Indonesia sambung Gatot harus dikuasi untuk menjadi poros maritim dunia. Kuncinya penguasaan laut dan udara,
"Jadinya semua wilayah Indonesia ini harus kita kuasai. Jadinya yang bisa menguasai udara laut dia menang. Jadi kunci poros maritim dunia kita harus menguasai laut dan udara," ujar Gatot.
![]() |
Sebelum meninggalkan Biak, tak lupa Gatot berpesan kepada para anak buahnya dalam pembangunan pangkalan ataupun dermaga ke depan untuk memanfaatkan bangunan yang ada.
"Satu lagi, hutan jangan di buat bangunan karena untuk menyimpan air yang ada," pesan Gatot. (fdn/fdn)