Elly mengatakan, dirinya sudah memberikan keterangan langsung kepada pihak BNN pusat terkait masalah itu. Dia juga mengaku, hingga Selasa (19/4) belum ada pemeriksaan lanjutan terkait masalahnya tersebut.
"Belum ada pemeriksaan dan saya tidak merasa bersalah. Saya sudah klarifikasi ke Kabag Humas BNN. Yang jelas saya sudah klarifikasi," kata Elly saat berbincang dengan detikcom, Selasa (19/4/2016) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elly mengatakan, kebradaannya di sebuah tempat karaoke di kawasan Kota Ternate itu terkait dengan pekerjaannya sebagai Kepala BNNP Maluku Utara. Dia tidak sedang berpesta ataupun menggunakan narkoba di lokasi tersebut.
"Saya ini Kepala BNNP, yang memerintahkan anggota saya melakukan razia itu. Ini kan jelas ada surat perintahnya yang saya tandatangani sendiri pada 15 April 2016. Kemudian razianya itu pada tanggal 16 April 2016. Secara logika, mana mungkin saya berpesta ataupun menggunakan narkoba di tempat yang saya sudah tahu akan dirazia," jelas Elly.
Dia pun mengatakan, kasus yang dialaminya ini terkesan ada upaya pembunuhan karakter. Pasalnya, dikatakan Elly, dirinya kini telah mendaftar ke beberapa partai politik untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Tengah.
"Ini pembunuhan karakter. Saya mencium ini ada permainan kotor, karena takut saya ikut serta dalam Pilkada Maluku Tengah pada 2017 nanti. Jadi ini ada kesempatan. Jadi ini politik," kata pria yang dilantik sebagai Kepala BNNP Maluku Utara ini pada 20 April 2011 silam. (jor/aws)