"Kami di Bojonegoro biasanya lebih fokus pada sektor non migas, yaitu agro industri, industri dan sektor jasa. Alhamdulillah tahun lalu sektor non migas tumbuh 5,9 di atas rata rata nasional maupun Jawa Timur. Kemiskinan kami turun hampir satu persen, tahun 2008 Bojonegoro yang era kolonial menjadi daerah endemic poverty, isitilah Pander sejarawan Australia yang menulis buku soal Bojonegoro, kemiskinan lebih dari 28 persen, tahun 2015 sudah berkurang lebih 50 persen. Pada tahun 2015 kemiskinan sudah di bawah 14 persen. Sementara indeks rasio gini sekitar 0,24, ini menunjukkan terjadi pemerataan kesejahtaraan rakyat, matoh (mantap)," kata Kang Yoto kepada detikcom, Senin (11/4/2016).
![]() |
Apa kunci kebijakan yang mengantar capaian ini?
"Sektor migas, bagaimana membawa dampak eksplorasi dan eksploitas migas di Bojonegoro pada kesejahtaraan rakyat. Caranya: optimalisasi potensi lokal baik tenaga kerja, barang maupun kesempatan bisnis bagi pengusaha lokal. Untuk ini Bojonegoro menerbitkan perda optimalisasi potensi lokal, Perda No 23 Tahun 2011. Selanjutnya memastikan semua pendapatan migas hanya untuk belanja yang akan berdampak pada pertumbuhan berkelanjutan, yaitu penguatan SDM, infrastruktur yang relevan bagi pertumbuhan pembangunan dan penguatan fiskal dalam jangka panjang, di dalamnya ada investasi sektor keuangan, dan pembentukan dana abadi," papar Kang Yoto.
![]() |
Selain itu, Kang Yoto juga terus mengoptimalkan potensi pertanian, tahun lalu produksi padi Bojonegoro masih mencapai 907 ribu ton gabah kering sawah. Dibanding dengan konsumsi lokal, surplus 500 ribu ton. Jagung, kedelai, singkong, tanaman buah buahan masih tumbuh kecuali ternak dan tembakau yang tidak tumbuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
A
![]() |
"Sejak dua tahun lalu kami menawarkan insentif investasi kepada para pengusaha industri padat karya di kawasan pedesaan: 1. Seluruh perizinan Pemkab yang mengurus; 2. Seluruh biaya training tenaga kerja lokal ditanggung pemkab; 3. Kami berikan dukungan infrastruktur yang diperlukan; 4. Kami berikan UUP atau upah umum pedesaan Rp 1.005.000, lebih rendah dibanding UMK perkotaan Bojonegoro; 5. Kami juga memberikan diskon termasuk pembebasan pajak lokal selama lima tahun," beber pemimpin 51 tahun ini.
![]() |
Suasana kamtibmas yang sangat kondusif Bojonegoro juga menjadi insentif, Kang Yoto mengedepankan pendekatan dialogis, untuk saling memahami dan mendukung kepentingan masing-masing untuk kemajuan bersama
"Kami yakin sejak awal, tak ada kabupaten miskin, yang ada hanyalah kapupaten yang salah urus. Kami semakin percaya itu, Bojonegoro yang sejak zaman kolonial daerah termiskin, selalu banjir, kekeringan, SDM rendah, kini perlahan-lahan semakin baik. Bahkan World Bank pada Agustus tahun lalu lalu melaporkan hasil studinya, bahwa Bojonegoro termasuk 10 kabupaten yang berkemampuan tercepat mengurangi kemiskinan. Dari daerah termiskin di Jatim kini di posisi ke sembilan," pungkasnya.
Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.
Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo,Β Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkal Pinang Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moh Anton. Siapakah di antara mereka akan jadi cagub DKI terbaik? (van/nrl)