Tekad Risma Mengubah Pesisir Kumuh di Surabaya Menjadi Kinclong

Tekad Risma Mengubah Pesisir Kumuh di Surabaya Menjadi Kinclong

Budi Sugiharto - detikNews
Jumat, 26 Feb 2016 10:42 WIB
Foto: Budi Sugiharto
Surabaya - Ikon Wisata di Kota Surabaya akan bertambah jika nantinya jembatan yang melayang di atas pesisir Kenjeran di Kecamatan Bulak telah diresmikan Wali Kota Tri Rismaharini.

Selama ini wisatawan lebih mengenali piknik di Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Jembatan Suramadu. Sedangkan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran tidak begitu menarik perhatian dengan dalih kotor dan akses yang cukup susah.

Tapi, di tangan Wali Kota Risma niat mengubah citra Pantai Kenjeran mulai ditempuh. Pelan namun pasti, perencanaan disiapkan secara matang oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu untuk kembali mendongkrak wisatawan kembali 'menghargai' kawasan Pantai Ria Kenjeran itu, Risma dan kabinetnya pun membangun Sentra Ikan Bulak di kawasan yang mayoritas penduduknya nelayan itu.
Sentra Ikan bulak. Foto: Budi Sugiharto/detikcom

Menghadap pesisir, bangunan moderen pun berdiri megah. Tentu niat Risma untuk menghidupkan roda wisata di kawasan itu tidak mudah. Tekad Risma cuma satu, yaitu mengubah wajah pojok Surabaya itu menjadi kinclong dan bersaing dengan kecamatan lainnya.

"Namae Bulak atau biasanne orang nyebut mbulak artinya kusam, tapi sekarang harus kinclong," kata Risma saat bertandang ke Sentra Ikan Bulak, Kamis (25/2/2016) malam.

Risma bersama rombongannya menikmati makan malam di lantai dua sambil menikmati panorama taman yang sedang dibangunnya di tepi pesisir tersebut.

Sentra Ikan Bulak ini lokasinya tak jauh dari jembatan sepanjang 800 Meter dengan konsep melayang dan memutar di atas pesisir. Risma ingin mengintegrasikan kawasan wisata tersebut menjadi satu kesatuan yang mampu mendorong perputaran ekonomi di Kecamatan Bulak dan Kenjeran menjadi lebih baik.

"Sekarang memang belum terasa, tapi jika jembatan sudah beroperasi maka bisa dilihat hasilnya," kata Risma dengan optimis.

Untuk menunjang impiannya demi warga pesisir tersebut, Risma juga mendorong infrastruktur di kawasan tersebut dibenahi. Dan wujud nyata sudah mulai terasa dengan pelebaran ruas jalan hingga membersihkan sekitar pesisir dari keberadaan pedagang kaki lima.

"Semua masuk ke sentra ikan itu, di atas kan untuk kuliner," katanya.

Demikian pula, citra kawasan mesum juga sudah sirna. Di bibir sungai yang biasanya kerap dijumpai remaja yang pacaran kini susah dijumpai. Pemkot Surabaya telah memberi pagar di sepanjang bibir yang membatasi dengan jalan raya yang kini dua jalur itu.
Ada pembatas jalan dengan bibir jalan. Foto: Budi Sugiharto/detikcom

Sekarang tinggal menghitung hari untuk menanti jembatan yang pembangunannya menelan Rp 199 Miliar dan belum punya nama tersebut diresmikan.

"Nanti di tengah jembatan itu ada ruang untuk warga yang ingin foto selfie atau menikmati matahari terbit," katanya.

Dan Risma memastikan jika jembatan wisata yang pembangunannya memakan waktu cuma satu tahun tersebut akan membuat wisatawan jatuh hati. "Air mancur dengan warna warni lampu LED tentu menarik dinikmati," kata wali kota dari PDI Perjuangan itu.

Air mancur yang menari dan apik jika ditonton malam hari ini dibangun dengan panjang 90 Meter dan lebar 15 Meter. Saat uji coba, air mancur menari-nari mengikuti alunan lagu perjuangan Kota Surabaya yang diputar.
Cantik, kan? Foto: Budi Sugiharto/detikcom

"Cantik kan," kata Risma saat menyaksikan uji coba di tengah guyuran hujan gerimis tersebut.

Dari jembatan itu, kata Risma, wisatawan yang ingin belanja ikan atau hasil olahan ikan laut bisa ke Sentra Ikan Bulak yang sampingnya sudah ada taman bermain anak-anak atau play ground itu.

Taman yang lebih indah dengan dilengkapi patung Suro dan Boyo di tepi laut juga saat ini tengah dibangun. "Semua ini untuk kepentingan warga, kita menyiapkan semua agar wisatawan nyaman dan senang. Demikian pula nanti warga di sini juga bisa tersenyum menikmati ramainya wisatawan yang berkunjung," jelas Risma.

Tak tinggal diam, Risma juga memperhatikan permukiman warga yang berada di sekitar taman yang sedang dibangun. Rumah warga itu akan dicat dengan warna-warna yang beraneka ragam agar menyatu dengan keindahan taman.

"Proses ke arah yang lebih baik memerlukan perjuangan dan waktu, dan kita tidak pernah menyerah untuk melakukannya demi kebaikan bersama," kata Risma. (ugik/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads