Jumlah wisatawan di NTB pada tahun 2015 tercatat di angka 2 juta orang, dengan pembagian rata 50 persen antara turis asing dan domestik. Angka ini terus bertambah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peringkat NTB sebagai daerah tujuan wisata populer di Indonesia selalu bersaing dengan Bali dan Yogyakarta.
Tahun ini, NTB menargetkan jumlah wisatawan di angka 3 juta orang, dengan pembagian 50 persen asing dan 50 persen lokal. Untuk menambah market, provinsi yang didominasi oleh muslim tersebut membuat program promosi bertema wisata halal. Apa maksudnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Wisata halal memberikan ruang bagi wisatawan muslim untuk menikmati makanan yang dijamin halal, mendapat petunjuk yang jelas soal arah kiblat, tersedianya Al Quran dan sajadah di hotel, sampai petunjuk jalan berbahasa Arab. Bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pangan Obat obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Pemprov NTB rajin memeriksa dan mensertifikasi hotel dan restoran yang ada agar para pengunjung merasa aman dan nyaman saat bersantap.
"Intinya kita ingin semua restoran dan hotel memperbaiki pelayanan dan akomodasinya," terang Zainul.
Selain itu, NTB juga menyediakan tempat salat yang nyaman di sejumlah tempat. Program 1.000 masjid di NTB memang memudahkan para pelancong untuk menemukan masjid di semua titik. Hampir setiap 100 meter, ada masjid di jalanan NTB.
Hasilnya sangat menggembirakan. Respons para wisatawan muslim dari Timur Tengah dan kawasan lainnya cukup tinggi. Bahkan, NTB mendapat dua penghargaan internasional yakni Worlds Best Halal Honeymoon Destination dan Worlds Best Halal Tourism Destination.
![]() |
Konsep wisata halal ini, kata Zainul, sudah diterapkan oleh Malaysia dan Thailand. Doktor lulusan Al Azhar Mesir ini yakin, dia bisa merebut pasar moslem travellers di dunia. Konsep halal pun diyakini tak akan menggerus turis Eropa atau Amerika yang non muslim. Dia yakin, konsepnya bisa diterima siapa pun yang datang ke Lombok dan sekitarnya. Para turis pun akan merasakan pengalaman berbeda dengan Bali.
"Waktu itu ada turis dari UK (Inggris), di Senggigi dia melihat kafe terlalu banyak. Dia menyampaikan ke saya, anak-anaknya tidak merasa nyaman. Jadi itu yang ingin kita ubah. Daerah yang nyaman untuk anak dan keluarga," papar gubernur yang pernah dinobatkan sebagai gubernur termuda tersebut.
Berdasarkan studi dari MasterCard dan Crescent Rating, jumlah uang yang dikeluarkan oleh wisatawan muslim di tahun 2015 mencapai US$ 140 miliar atau setara dengan Rp 1.877 triliun. Laporan lainnya dari Thomson Reuters dan DinarStandard menempatkan wisata halal bernilai US$ 137 miliar di tahun 2013. Negara yang banyak mengeluarkan uang adalah Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab dan Qatar.
![]() |
(mad/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini