Lonceng Gereja dan Malam Kudus Sambut Gerhana 1995

Gerhana Matahari Total di Indonesia

Lonceng Gereja dan Malam Kudus Sambut Gerhana 1995

Okta Wiguna - detikNews
Kamis, 25 Feb 2016 09:02 WIB
Foto: Ilustrator: Mindra Purnomo
Jakarta - Lamat-lamat lagu Malam Kudus mengalun dari kapal Pulo Teratai yang berada di Teluk Tahuna, Sangihe, ketika siang mendadak jadi gelap karena gerhana matahari total pada 24 Oktober 1995. Lampu kapal Tilongkadila milik PT Pelni yang bersandar di Pelabuhan Tahuna juga menyalakan lampu-lampunya.

Lonceng gereja Maranata di dekat Pelabuhan Tahuna juga dibunyikan. Dentangnya memecah kesunyian kawasan pelabuhan karena orang-orang berhenti beraktivitas bahkan burung-burung camar pun menghilang. "Ini sungguh keajaiban dan sungguh besar ciptaan Tuhan," kata Jostman Mangiso (44), warga kota Tahuna, seperti dilansir Suara Pembaruan (25/10/1995).

Gerhana matahari total 1995 dimulai dari Iran, bergerak ke Afganistan, Pakistan, India, Myanmar, Kamboja, Thailand, Malaysia, Pulau Kalimantan bagian utara, Kepulauan Sangihe dan Talaud di Indonesia, dan berakhir di Samudera Pasifik. Di Sangihe dan Talaud, proses gerhana dimulai pukul 11.00 WITA, mencapai puncaknya pada 13.13 WITA, dan berakhir 13.15 WITA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat Sangihe dan Talaud keluar rumah dan tidak takut menyaksikan langsung bulan perlahan menutupi matahari. "Kalau dulu orang-orang di kampung takut, tetapi sekarang tidak lagi," kata Ellen Mamudi.

Hari itu sekolah-sekolah di Sangihe dan Talaud diliburkan agar siswanya bisa menyaksikan gerhana matahari. Bahkan pelajar dari Manado juga menyeberang laut demi melihatnya. "Kalau cuma baca teorinya kurang, harus melihat secara langsung bagaimana prosesnya," kata Arsitini Lahawia (16), siswa SMA Binsus Manado.

Gerhana di musim hujan ini nyaris tak bisa dilihat karena hujan mengguyur Sangihe dan Talaud sejak subuh. Namun sekitar pukul 09.00 WITA cuaca berangsur cerah.

"Kami sangat senang melihat gerhana matahari total ini," kata Tonny Nico Namoda (51), warga Sambeka, Tahuna. "Kapan lagi saya bisa melihatnya, seumur hidup mungkin tidak akan terjadi lagi di Tahuna." (okt/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads