Aneh, Pengakuan Kernet dan Sopir Metro Mini Berbeda Soal Penyebab Jatuhnya Bagus

Misteri Kematian Karyawan Telkom

Aneh, Pengakuan Kernet dan Sopir Metro Mini Berbeda Soal Penyebab Jatuhnya Bagus

Salmah Muslimah - detikNews
Senin, 15 Feb 2016 13:59 WIB
Sopir Metro Mini dan Kernet (Berdiri Berbaju Hijau dan Jaket Biru Merah/Foto: Rini Friastuti/detikcom)
Jakarta - Penyebab jatuhnya pegawai Telkom, Bagus Budiwibowo (41), dari Metro Mini 640 di depan gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri. Ada dua versi yang berbeda soal penyebab jatuhnya Bagus, yakni versi sopir dan kernet.

Gunawan Idris, rekan Bagus di Telkom yang ikut mendampingi Bagus di RSCM, sempat bertemu dengan kernet dan pemilik Metro Mini yang ditumpangi Bagus. Gunawan mendapat informasi dari kernet bila Bagus jatuh karena didorong oleh komplotan pencopet.

"Kernetnya bilang, saat mau turun di Metro Mini itu cuma Pak Bagus dan 4 orang yang merupakan pencopet. Kernet itu bilang mereka (sopir dan kernet) tahu kalau ada copet karena mukanya sudah dikenal, tapi mereka takut," ucap Gunawan kepada detikcom, Senin (15/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Versi kernet, copet itu mendekati Bagus yang hendak turun, satu orang berpura-pura memepet untuk mengambil HP dan dompet sedangkan lainnya mendorong hingga Bagus terjatuh. Melihat Bagus terjatuh, para komplotan itu meminta agar sopir tetap melaju, namun karena ada polisi di jalan tersebut, sopir akhirnya menghentikan mobilnya.

"Pencopetnya bilang terus-terus (jalan), tapi kan ada polisi di sana dan copetnya kabur naik Metro Mini yang lain," ucap Gunawan.

Gunawan juga menanyakan laptop dan tas yang dibawa oleh Bagus. Saat itu menurut Gunawan, Bagus baru saja rapat di kantor Telkom yang berada di Gatot Subroto dan akan kembali ke kantor Telkom di Kebon Sirih.

"Kernetnya bilang, tas yang isinya laptop ada di polisi. Sopirnya juga ditahan untuk dimintai keterangan sama polisi," kata Gunawan.

Di RSCM, Gunawan hanya menerima celana dan ikat pinggang Bagus dari pihak rumah sakit. Sedangkan dompet dan HP sudah tidak ada.

"Saya nggak tahu HP dan dompetnya di mana. Dari rumah sakit cuma dikasih celana sama tali pinggang," katanya.

Sementara itu, pengakuan sopir Metro Mini Mohammad Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman Jakarta, Minggu (14/2) malam menyebut tidak ada yang mendorong Budi. Kemudian tidak ada ucapan "kiri...kiri" meminta mobil berhenti. Dalam penjelasan sopir itu, Budi turun begitu saja dan terjatuh. Tapi diakui dia, HP milik korban tidak ada.


Sebelum memberikan keterangan di Mapolda Metro Jaya, Sasih sudah diperiksa oleh Lantas Jakpus, dia memberikan keterangan yang sama dengan kernet. Namun saat memberikan keterangan di Polda Metro Jaya dia memberikan keterangan yang berbeda.

Sasih berlasan takut diamuk masa bila ketahuan Bagus jatuh karena kelalaian dia. Sasih hanya ingin menghindari amuk massa dengan pengakuan ada penodong.

Jadi versi cerita siapa yang benar, kernet atau sopir? Polisi masih menyelidiki kasus ini karena sopir dan kernet itu juga menyampaikan cerita yang berubah-ubah dan mengaku mengarang-ngarang cerita. (slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads