Ical: Golkar Bersama, Bukan Bergabung Pemerintah

Jakarta - Titik balik Partai Golongan Karya (Golkar) pimpinan Aburizal Bakrie (Ical) itu dimulai pada Senin malam, 25 Januari 2016 lalu. Saat itu melalui rapat pimpinan nasional Golkar secara resmi menyatakan dukungan kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla.

Baca juga: Diterima Luhut, Golkar Kubu Ical Resmi Dukung Pemerintah Jokowi-JK

Pada Kamis malam, 11 Februari 2016 pekan lalu dalam sesi wawancara khusus dengan detikcom, Ical blak-blakan mengenai posisi Partai Golkar di pemerintahan. Menurut dia posisi Golkar saat ini adalah bersama pemerintah, bukan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah.

"Bersama artinya kita diskusikan bersama. Kalau bergabung, itu dalam pemerintahan. Kalau bersama, boleh di dalam boleh di luar," kata Ical.

Posisi Golkar saat ini, kata Ical, tak jauh beda dengan sebelumnya saat berada di KMP dan di luar pemerintahan. Golkar tetap mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak kepada masyarakat dan mengkritik jika ada yang melenceng.

Hanya bedanya ketika berada di luar pemerintahan, Golkar tidak mendapatkan informasi pertama dan langsung dari pemerintah soal kebijakan yang akan diambil. Sementara jika bergabung, informasi soal kebijakan yang akan diambil bisa didapat langsung dari pemerintah.

"Bedanya, kalau kita bersama pemerintah, kita bisa dapatkan informasi (kebijakan) lebih dulu," kata Ical.  

Lalu, mengapa Golkar memilih bersama bukan bergabung dengan koalisi pemerintah?

(erd/asp)