"Masih saya temukan 21 lokasi yang ada pompa penuh sampah," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/2/2016).
Ahok menyatakan 21 pompa yang penuh sampah itu tersebar di beberapa tempat. Jakarta mempunyai 150 rumah pompa dengan 451 mesin pompa di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok merasa sangat terbantu dengan keberadaan tenaga magang. Mereka lebih membantu daripada sekadar Pegawai Negeri Sipil yang bergaji tinggi.
"Rekrut anak magang saja, dua bulan sampai tiga bulan. Kerja pegawai gaji mahal, belasan juta paling rendah menghabiskan Rp 18 triliun, kelakuan kagak kerja," keluh Ahok membandingkan.
Namun demikian, kata dia, secara keseluruhan Jakarta sudah lebih baik menghadapi tumpahan air hujan.
Hanya itu tadi, beberapa pompa bermasalah. Ahok ingin para bawahannya bisa lebih merawat pompa-pompa air itu.
Penanganan pembangunan yang menghalangi saluran air juga lebih maksimal di waktu sekarang. Bahkan satu contohnya, ada rumah ibadah yang menutupi saluran air. Mau tak mau rumah ibadah itu juga harus dibongkar, sama seperti rumah 'non ibadah' lainnya bila melanggar saluran air.
"Itu rumah ibadah masa memberikan mudarat ke orang banyak? Airnya enggak mau jalan," kata Ahok.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Air Teguh Hendarwan menjelaskan, 21 pompa penuh sampah itu berada di sekitar Waduk Pluit. Masalah sampah sebenarnya masalah klasik di pompa air.
Dia menyatakan semua pompa itu harus segera dipastikan untuk bisa bekerja kembali. Soal pompa secara keseluruhan, banyak pula pompa rusak. Untuk pembelian pompa baru harus menunggu anggaran di APBD Perubahan DKI 2016 nanti.
"Mau enggak mau harus diganti baru. Kalau sekarang pemeliharaan dan perawatan dibenerin harganya tidak beda jauh dengan beli baru, mending beli baru," kata Teguh. (dnu/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini