"Saya belum mendapat konfirmasi kebenaran SMS itu," kata Rofiq saat dihubungi, Kamis (21/1/2016).
Meski begitu, menurut Rofiq, Hary Tanoe yang merupakan Ketum Perindo tersebut tidak punya kepentingan untuk mengirimkan SMS ancaman ke Jaksa Agung. Isi SMS itu juga dipertanyakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa pentingnya Pak Hary Tanoe SMS itu, saya tidak yakin sekapasitas Pak Hary sms seperti itu," sambung Rofiq.
Sebelumnya diberitakan, saat rapat Komisi III, Prasetyo tiba-tiba menyinggung mengenai kasus Mobile-8. Ia mengaku mendapat SMS kaleng dari orang yang mengaku Hary Tanoe. Nama Hary disebut-sebut karena dalam kasus Mobile-8 muncul, bos MNC Grup itu menjadi pemilik saham mayoritas Mobile-8.
"(SMS yang dibacakan) 'kita buktikan siapa yang salah dan benar. Siapa yang preman. Kekuasaan nggak akan langgeng. Catat saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Indonesia akan dibersihkan.' Mengakunya dari Hary Tanoe. Ini ancaman bukan ya? Masalah Mobile-8," kata Prasetyo saat raker di Gedung DPR, Rabu (20/1/2016).
(imk/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini