Mengenal Joyoboyo yang Terkenal dengan Ramalan Saktinya

Membedah Ramalan Joyoboyo

Mengenal Joyoboyo yang Terkenal dengan Ramalan Saktinya

Erwin Dariyanto - detikNews
Rabu, 30 Des 2015 12:45 WIB
Ilustrasi ramalan Joyoboyo (Fuad H/detikcom)
Jakarta - Bung Karno pernah mengutip ramalan Joyoboyo saat menyampaikan pledoi di hadapan Pengadilan Belanda di Bandung pada 2 Desember 1930. Saat itu Bung Karno yang menjadi Pemimpin Redaksi Fikiran Ra'yat dituduh makar terhadap pemerintah Kolonial Belanda.

Dalam pledoinya Soekarno menyebut bahwa rakyat Indonesia saat itu tengah menunggu datangnya 'Ratu Adil' sebagaimana diramalkan oleh Joyoboyo. Ramalan Joyoboyo tentang akan munculnya sosok Ratu Adil diyakini menjadi salah satu pemicu semangat rakyat untuk mengusir penjajah Belanda. Siapa sebenarnya Joyoboyo?

Sri Aji Joyoboyo adalah salah satu raja di Kerajaan Kediri yang memerintah dari tahun 1130 sampai 1157. Pada masa kepemimpinannya dunia sastra Jawa Kuno mengalami masa keemasan. Dia meminta Empu Panuluh dan Empu Sedah menyadur cerita Mahabarata Sansekerta ke dalam kakawin Jawa kuno Bharatayudha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dia juga meminta Empu Panuluh juga mengubah kakawin Gatotkacasraya dan Hariwamsa. Namun dalam sejumlah karya sastra yang ditulis saat itu, tak disebutkan jejak kepemimpinan Joyoboyo. Sejumlah sumber pustaka menyebut bahwa Ramalan Joyoboyo diyakini baru muncul pada sekitar tahun 1618 saat Sunan Giri Perapan menulis Kitab Musarar (Asrar).

Bersumber dari Kitab Musarar inilah Pangeran Wijil I dari Kadilangu menulis Kitab Jangka Jayabaya pertama pada tahun 1741 sampai 1743 Masehi. Sejarawan sekaligus pemerhati budaya dari Universitas SanataΒ Dharma YogyakartaΒ Heri Priyatmoko mengatakan sejumlah ramalan Joyoboyo itu saat ini diyakini oleh sebagian masyarakat.

Tak hanya masyarakat biasa, bahkan tak jarang tokoh-tokoh bangsa yang pemikirannya rasional juga percaya dengan ramalan Joyoboyo tersebut. Masyarakat yang percaya akan ramalan tersebut meyakini bahwa Joyoboyo tak sembarangan mengeluarkan ramalan. Melainkan melalui sebuah laku prihatin atau meditasi. Joyoboyo dipercaya sebagai sosok yang weruh sakdurunge winarah alias tahu sebelum sebuah peristiwa terjadi.

"Cara kerja pujangga dulu melalui laku prihatin, meditasi yang cukup kuat. Mereka itu weruh sakdurunge winarah," kata Heri saat berbincang dengan detikcom, Selasa (29/12/2015). Joyoboyo dan pujangga masa itu, kata Heri, diyakini sebagai sosok yang mapmu memandang masa depan.

Hingga kini, Joyoboyo tak berhenti menjadi buah bibir. Setiap ada kegaduhan di Tanah Air, sebagian masyarakat mengasosiasikan dengan ramalan Joyoboyo dan menyatakan ramalan itu telah terbukti. (erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads