"Banyak orang yang mengaku muslim, tetapi tidak meneladani teladan Rasulullah. Maka dalam ayat disebutkan, suasana batin haruslah suasana yang mengharap ridho Allah," tutur Hasyim di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2015).
Seringkali seseorang merasa paling bisa hidup sendiri, sehingga jauh dari Allah. Maka itu,teladan Nabi Muhammad haruslah benar-benar dijalankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tidak ditulis keterangan, apa yang harus dibaca? Dengan cara apa? Tetapi kalau dalam ahli tafsir, jika ada perintah tak diberi keterangan secara khusus, maka lakukanlah hal yang umum," tutur ulama NU tersebut.
"Bedanya kalau Rasulullah tidak bisa membaca pada saat itu maknanya luas. Berarti apa yang beliau sampaikan itu orisinil, bukan dari referensi mana pun. Tetapi kalau kita tidak bisa baca, berarti kebodohan di mana-mana. Itu makanya ada perbedaan antara Rasulullah dengan kita. Jangan disama-samakan," lanjut Hasyim.
Membaca pun bukan diartikan sekadar baca ayat Alquran, tetapi juga membaca tanda-tanda Allah. Selanjutnya adalah meneladani isra miraj.
Saat ini banyak orang yang merasa karena sudah berzikir setiap hari maka tidak harus bekerja. Padahal, mengutip Imam Al Gazali, menurut Hasyim seharusnya dengan bekerja itu merupakan bentuk zikir.
Keteladanan yang berikutnya adalah pada saat Rasulullah melakukan hijrah. Beliau dan umatnya berpindah dari Makkah ke Madinah.
"Pada saat itu dirumuskanlah Piagam Madinah. Kenapa bukan piagam negara Islam? Ini bukti kalau Rasulullah memandang persatuan adalah yang utama. Pada saat itu di Madinah tidak semua memeluk agama Islam. Ada yang Yahudi, ada yang Kristen, bahkan ada yang agama masyarakat setempat. Oleh karena itu dirumuskanlah Piagam Madinah. Ini contoh dari Rasulullah sendiri. Bahwa kita tidak harus merasa besar sendiri, merasa menang sendiri," tutur Hasyim.
Hasyim lalu bercerita ketika Nabi Muhammad tiba-tiba berdiri saat ada iring-iringan pembawa jenazah melintas. Beliau berkata bahwa itu untuk menghormati orang yang meninggal tersebut.
"Tapi setelah itu ada yang beri tahu bahwa yang meninggal adalah Yahudi. Tetapi Rasulullah tetap menghormati. Beliau berkata, 'dia juga manusia, kan?'. Padahal saat itu Islam sudah menjadi mayoritas di Madinah," kata Hasyim.
"Jadi janganlah membeda-bedakan hal yang sebetulnya sama," tutup Hasyim. (bpn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini