"Berdasarkan prediksi BMKG, kemungkinan fenomena La Nina menguat di pertengahan 2016. Namun dampaknya terasa di musim penghujan 2017 sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan makin meningkat," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Jumat (18/12/2015).
Bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor dan puting beliung, imbuhnya, masih akan mendominasi bencana selama 2016. Puncak bencana hidrometeorologi pada Januari-Februari 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September-Oktober. Jumlah hotspot akan jauh lebih kecil pada 2016 dibandingkan 2015," papar dia.
Bencana asap 2015 kecil peluang terjadinya kembali. Apalagi tahun 2016 ada indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan ekstrem kering. Selain itu juga upaya intensif Pemerintah akan mengurangi karhutla secara signifikan.
"Kekeringan selama 2016 tidak akan separah musim kemarau 2015. Puncak kekeringan berlangsung September-Oktober 2016," jelas dia.
![]() |
Dia menambahkan ada 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia dengan jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 juta jiwa.
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini